Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tantangan dan Harapan Transformasi KTP Digital sebagai Identitas Kependudukan

17 Agustus 2023   17:19 Diperbarui: 22 Agustus 2023   04:40 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR 

Ditambah dengan banyaknya warga yang lahir sebelum era 70-an, mereka pasti tidak seakrab yang lahir di atas era 70-an dengan teknologi. Penulis sendiri adalah generasi yang lahir di antara era 80-90 an, dan beberapa rekan penulis juga banyak yang lahir di era ini, dan mereka cukup antusias menyambut era baru KTP yaitu KTP digital.

Tapi bagi rekan kami yang lahir sebelum era 70-an, keakraban mereka pada teknologi yang masih kurang dan ditambah usia yang uzur menjadikan KTP digital layaknya hal yang susah untuk diterapkan. Mereka merasa ribet dengan berbagai kegiatan menginstal, ataupun mengingat username dan password. 

Juga bayangkan, ada loh beberapa kalangan di masyarakat kita yang memang belum menggunakan ponsel pintar. Selain faktor yang penulis sebutkan di atas, seperti kondisi yang berada di daerah pelosok dan usia yang uzur, mungkin mereka tidak memiliki karena memang tidak mampu membeli. 

Walaupun saat opini ini ditulis ponsel pintar bak kacang rebus yang murah meriah setiap orang bahkan dari balita sampai dewasa pasti memiliki. Tapi ternyata tidak semua, seperti apa yang disekitaran penulis, masih banyak juga kok masyarakat kita yang belum menggunakan ponsel pintar. Padahal aplikasi identitas kependudukan ini idealnya mengharuskan satu ponsel sebagai wadah aplikasi identitas digital layaknya KTP yang masih berbentuk kartu. 

3. Verifikasi Identitas

KOMPAS/ZULKARNAINI 
KOMPAS/ZULKARNAINI 

Ini yang jadi pertanyaan besar bagi kami, sejauh mana aplikasi KTP digital mampu mengenali pemilik data yang sah pada perangkat yang digunakan. 

Pengalaman penulis saat diminta menunjukkan KTP ketika check in pada salah satu hotel dalam kegiatan perjalanan dinas menimbulkan tanda tanya besar, "loh, hanya sesimple itu kah untuk menunjukkan tanda pengenal?", yah walaupun dalam hati senang juga sih karena tidak terlalu ribet wira-wiri nyari fotokopian hanya sekadar fotokopi 1 lembar KTP saja. 

Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana nanti ke depannya data yang ditunjukkan oleh pemilik ponsel pintar memang real data sah miliknya. Bisa kejadian loh, ponselnya hilang lalu dengan sedemikian rupa pola kunci berhasil dibuka oleh yang menemukan/mencuri ponsel tersebut lalu dengan seenak hati data kependudukannya dimanfaatkan untuk berbagai hal yang menguntungkan penemu/pencuri ponsel tersebut. 

Sementara ini otentifikasi dari layar ponsel hanya berupa PIN 6 digit yang harus dimasukkan oleh pengguna ponsel untuk mengakses layanan identitas kependudukan digital tersebut. 

Ini hanya salah satu sisi dari layanan identitas kependudukan digital yang ke depannya harus ditingkatkan keamanannya, sebab kejahatan siber semakin lama semakin menjadi dan semakin merajalela. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun