Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bijak dalam Persahabatan: 4 Hal untuk Mencegah Konflik

30 Juli 2023   22:10 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:33 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini kita melangkah berjauh-jauhan

Kau jauhi diriku karna sesuatu

Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan

Namun itu karna ku sayang

Sebuah lirik dari lagu berjudul "Kepompong" seperti dikutip dari lirik.kapanlagi.com adalah sebuah bait singkat yang penuh dengan makna tentang persahabatan. Dipopulerkan oleh Sind3n Tosca lagu ini booming setelah rilis dan menjadi original soundtrack sinetron berjudul "Kepompong". 

Lagu ini berkisah tentang sebuah persahabatan, problematikanya dan sebuah solusi dari sebuah persahabatan. 

Sebagaimana lirik lagu tersebut, persahabatan adalah proses kehidupan yang sangat indah seperti di kiaskan "persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu". Ada proses pendewasaan diri menuju kesuksesan pada proses persahabatan. 

Sebagai manusia, secara naluri tidak mungkin kita hidup sendiri. Disadari atau tidak proses kehidupan yang kita jalani sekarang, tidak lepas dari andil seorang sahabat. 

Ilustrasi persahabatan di kampus | Sumber gamabr dari: karier.kompas.id
Ilustrasi persahabatan di kampus | Sumber gamabr dari: karier.kompas.id

Sahabat bukanlah seseorang yang memiliki hubungan darah dengan kita, tapi kadang justru sahabat adalah orang yang pertama tampil saat kita dalam keadaan terpuruk. Sahabat juga bukan pasangan kita, tapi kadang sahabatlah yang menemani kita dalam tangga kesuksesan kehidupan kita. 

Bersahabat memang indah, tapi lika liku persahabatan juga tidak mudah. Banyak juga dari sebuah persahabatan justru menyeret seseorang menjadi bermasalah dalam kehidupannya. Atau banyak juga dari persahabatan menjadi sebuah kesuksesan. Jadi persahabatan adalah hal penting. 

Jika keluarga merupakan tempat dimana kita kembali saat lelah dalam menjalani kehidupan sedangkan sahabat adalah tempat dimana kita berproses dan bertumbuh dalam menggapai kesuksesan. Tanpa sahabat kehidupan kurang sempurna kebahagiaanya, seperti yang penulis juga rasakan. 

Ada waktu "me time" bersama sahabat, di sela-sela penulis bekerja. Kadang kala penulis selalu menggunakan narasi "biar waras ayok ngopi" yang selalu penulis share di grup whatsapp persahabatan dimana penulis bekerja. Ajakan itu ampuh untuk menghadirkan dan mempertemukan penulis dengan rekan-rekan kerja penulis di sela-sela kesibukan melakukan pekerjaan. 

Dengan kopi hangat pada gelas masing-masing, obrolan ringan dari sekedar rasanya kopi yang baru diseduh sampai topik-topik berat seperti politik mengalir begitu saja, rasanya menyenangkan, hidup penuh dengan warna-warni karena hadirnya sebuah persahabatan.

Btw, tapi kadang persahabatan kami juga tidak sepenuhnya terisi dengan suka, kadang duka juga hadir. Konflik-konflik di antara kita menghadirkan duka. Yang kadang harus membuat kita sama-sama berdiam diri sejenak satu sama lain saat bertemu ataupun saling cuek walau kadang beradu hadap empat mata. 

Saling sindir jadi bumbu pemanas konflik yang terjadi diantara persahabatan kami. Bersyukur seiring berjalannya waktu menjadi jeda bagi masing-masing yang berkonflik untuk melakukan instropeksi diri dimana letak kesalahan masing-masing, dan tawa pun kembali hadir. 

Tapi tidak semuanya kadang berjalan mulus, ada juga sahabat kami yang pada akhirnya harus keluar dari grup whatsapp karena konflik yang tak kunjung reda dan masing-masing pihak merasa tidak akan mungkin menemukan titik solusi atas konflik tersebut. 

Kadang kala penulis selalu menyadarkan diri penulis sendiri dan juga rekan yang lain, bahwa kita tidak akan mungkin lepas dari lingkungan kerja yang kita alami bersama saat ini. 

Dan ada sebuah kemungkinan besar bahwa kita akan saling bersama dalam lingkungan sekantor sampai bertahun-tahun lamanya sampai usia pensiun. Maka konflik yang tidak padam justru menjadi pengganggu kebahagiaan dan produktifitas kita dalam bekerja. Lebih baik berlapang dada dan saling bermaafan agar hati dan lingkungan menjadi kondusif. 

Terlepas dari beberapa langkah penyelesaian konflik di atas, ada beberapa hal yang juga penulis lakukan sebagai tindakan pencegahan menghindari sebuah konflik dari persahabatan. 

Mencegah lebih baik daripada menyelesaikan sebuah konflik, sebab pada pencegahan tidak ada luka tergores di hati, dan pada penyelesaian konflik pasti ada hati yang masing-masing mencoba berlapang dada walau sudah tergores luka. 

Berikut adalah 4 hal bijak pencegahan konflik agar kita langgeng dalam menjalin sebuah persahabatan.

Pertama, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang

KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE 
KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE 

Menjadi sahabat yang menyenangkan itu harus, tetapi menyenangkan semua orang itu adalah tindakan bodoh. 

Tidak semua sahabat akan setuju dengan berbagai hal yang kita lakukan. Jadi tidak perlu berpikir untuk menyenangkan semua sahabat kita. Tetap menjadi diri sendiri, agar menjadi versi terbaik diri sendiri bukan untuk orang lain. Dengan catatan versi terbaik untuk diri sendiri adalah versi terbaik sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. 

Berpikir untuk menyenangkan semua sahabat membuat diri kita sendiri layaknya berbohong terhadap diri sendiri, karena kita juga menyadari bahwa tidak semua yang sahabat kita lakukan juga menyenangkan diri kita juga. 

Dalam persahabatan tetap harus mengedepankan logika dengan pertimbangan norma-norma yang ada di masyarakat. 

Kadang kala ada tindakan dari sahabat kita yang mungkin tidak  sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat, jangan takut untuk menasehati bahwa itu adalah tindakan yang salah atau minimal tidak perlu bersepakat dan seolah-olah mengakui bahwa tindakan salah tersebut adalah tindakan yang sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. 

Justru inilah hakikat sahabat sejati, mengingatkan saat sahabat lain melakukan tindakan yang salah bukan menyetujui atau mendukung tindakan salah yang mereka lakukan. Dan juga ini adalah salah satu kewajiban kita dalam persahabatan, memberikan nasihat saat sahabat melakukan kesalahan. Walaupun berat dan dengan konsekuensi akan dibenci tapi hal ini jutru menjadi awal agar tidak terjadi sebuah konflik yang besar. 

Bayangkan jika teman kita berada dalam sebuah kesalahan dan kita seolah-olah menutup mata serta mendukungnya, semakin lama kita berpura-pura dan suatu saat ketika kita mengingatkan karena tindakan tersebut adalah sebuah hal yang salah pasti akan dianggap oleh sahabat kita sebagai sebuah pengkhianatan. 

Berpura-pura setuju terhadap tindakan teman kita karena takut menjadi sahabat yang tidak menyenangkan adalah sebuah tindakan bodoh dan pengkhianatan. 

Demi menghindari konflik yang besar, maka jujurlah terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain, jangan takut akan kehilangan sahabat karena dianggap tidak bisa menyenangkan. 

Kejujuran kita menjadikan kita terlihat sebagai seorang sahabat yang penuh tanggung jawab dan integritas sehingga menjadi wibawa diri dalam persahabatan. 

Dengan ini teman tidak akan memaksa kita untuk selalu menuruti apa yang mereka pandang menyenangkan, karena apa yang mereka pandang menyenangkan belum tentu benar dan baik untuk kita. Sehingga dengan ini kita juga lebih mandiri sebagai pribadi yang berwibawa, bukan sebagai badut yang harus menyenangkan hanya untuk menjaga persahabatan. 

Saling menasehati membuat keterikatan dalam persahabatan menjadi lebih dekat, sehingga mencegah konflik dalam persahabatan, karena masing-masing diri mengetahui dan mengerti tindakan apa yang diharapkan oleh masing-masing. 

Kedua, Pilih-Pilih Sahabat

KOMPAS.ID DARI BILL ROTH/ANCHORAGE DAILY NEWS VIA AP 
KOMPAS.ID DARI BILL ROTH/ANCHORAGE DAILY NEWS VIA AP 

Tom Denson, profesor psikologi dari University of New South Wales mengungkapkan, "Kami telah menemukan ketika seseorang marah, ia menjadi lebih agresif, dan sebaliknya ketika ia berada di sekitar orang-orang yang baik, orang-orang itu akan memberi mereka dorongan kecil untuk mengendalikan diri dengan memberi cukup makanan dan minuman glukosa, supaya orang yang agresif tidak lagi agresif,"(dikutip oleh health.detik.com dari ABC Australia)

Karakter manusia terbentuk oleh dua hal, pertama adalah faktor genetis dan kedua adalah lingkungan. 

Genetis adalah faktor yang diperoleh dari penurunan sifat yang diwariskan oleh orang tua melalui kode genetik di dalam tubuh. Kode genetik ini membentuk karakter seseorang dan kadang karakter yang diperoleh dari keturunan ini sulit untuk dihilangkan. 

Salah satu karakter yang diturunkan dari gen adalah marah. Dikutip dari health.detik.com, Tom Denson, profesor psikologi dari University of New South Wales, membuat penelitian untuk melihat kapasitas manusia dalam mengendalikan diri ketika marah. 

Denson mengungkapkan, ditemukan gen yang memiliki koneksi kuat untuk agresif,  adalah monoamine oxidase A (MAOA) dan sering disebut gen prajurit. Dalam penelitian yang sama Denson juga mengungkapkan bahwa lingkungan juga memberikan dorongan untuk mengendalikan diri ketika marah.

Ada beberapa karakter sahabat yang bakal menjadi parasit dalam sebuah persahabatan. Dan kadang sahabat tersebut justru menjadi ancaman keutuhan sebuah persahabatan. Maka sebelum konflik terjadi lebih baik pilih-pilih sahabat yang akan kita masukkan dalam lingkaran persahabatan kita. 

Jika ada rekan kerja yang berpotensi menjadi parasit dan provokator dalam persahabatan, lebih baik jauhi dan hindari. Lebih baik demikian daripada menjadi sumber konflik dalam persahabatan. 

Sahabat menciptakan sebuah lingkungan persahabatan. Sahabat yang baik akan menjadikan lingkungan persahabatan yang baik. Sedangkan sahabat yang tidak baik, juga menjadikan lingkungan persahabatan yang tidak baik. 

Jika kita menginginkan persahabatan yang jauh dari konflik, maka cegah sahabat yang memiliki potensi yang tidak baik untuk masuk dalam lingkungan persahabatan kita. 

Hidup akan berjalan saling bertemu dan menemukan, energi-energi yang baik akan juga sampai pada energi yang baik pula. Biarkan seleksi alam yang berjalan, tidak usah takut mereka akan kesepian dan sendirian, karena pasti mereka akan dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang serupa. 

Tidak bermaksud mendiskriminasi, tapi lingkungan kerja seharusnya menjadi lingkungan yang nyaman. Jangan sampai menjadi tidak nyaman karena konflik yang terjadi, maka lebih baik pilih teman yang satu visi misi, memberikan energi positif, sehingga konflik terhindar dan persahabatan tetap langgeng.

Ketiga, Jangan Terlalu Berharap

KOMPAS.ID DARI AP PHOTO/BEBETO MATTHEWS, FILE 
KOMPAS.ID DARI AP PHOTO/BEBETO MATTHEWS, FILE 

Stop berharap kepada sahabat, berharap kepada sahabat membuat kita sakit hati, over thingking dan bisa jadi insecure. 

Ada seorang sahabat yang pernah curhat kepada penulis. Sahabat penulis mengungkapkan bahwa ada perlakuan berbeda untuk sahabat penulis dari beberapa sahabat yang ada di kantor. 

Pernah suatu ketika sahabat penulis merasa sakit hati saat putri pertamanya lahir, sahabat penulis membandingkan apa yang dia terima dari rekan kerja di kantor tidak sama dengan seorang sahabat lain yang sama-sama bekerja di kantor tersebut saat kegiatan yang sama juga yaitu saat pertama buah hatinya lahir. 

Kejadian ini membuat sahabat penulis menjadi sakit hati, merasa diri tidak diterima di dalam pertemanan, sehingga membuat mood sahabat saat bekerja menjadi turun gara-gara hal ini, luar biasa sekali bukan. Apakah penulis pernah mengalami hal yang sama? pernah, dan juga sama, penulis menjadi over thingking. 

Tetaplah menjadi diri sendiri dengan bersahabat dengan sahabat baik dan menjadi sahabat baik bagi rekan-rekan kerja di kantor, dan stop untuk berharap pada sahabat. 

Jiwa kita akan menjadi selalu merana dan sakit hati, membuat mood bekerja menjadi buruk sehingga produktifitas akan terganggu saat kita berharap. Selain itu juga sakit hati yang mendalam karena over thingking menjadi pemicu utama ketersingungan. Hati menjadi sangat sensitif ketika kita terlalu berharap, sehingga kadang candaan dari sahabat justru membuat kita sakit hati dan tersinggung. Dan dari sinilah pemicu konflik itu terjadi. Terlalu berharap, over thingking, sensitif, tersinggung lalu puncaknya konflik. 

Jadi berhentilah terlalu berharap kepada sahabat kita, jadilah orang yang mandiri dan kuat. Yakinkan diri empati mereka adalah bonus dari sebuah pertemanan. Andaikan ternyata mereka tidak berempati tidak masalah karena kehidupan kita tetap akan berjalan walaupun tanpa empati yang mereka berikan. 

Kebesaran hati untuk tidak menaruh harap inilah yang menjadi pencegah konflik dan membuat persahabatan tetap berjalan tanpa ketersinggungan sehingga persahabatan tetap menjadi langgeng. 

Karena secara naluri, manusia akan mengutamakan kepentingan pribadinya di atas kepentingan orang lain. Jadi wajar jika orang lain kadang tidak berempati kepada kita, atau hal ini juga menjadi bagian dari refleksi diri kita sendiri, ada apa dengan diri kita sehingga sahabat lain tidak menunjukkan simpati kepada kita, jangan-jangan kita sendiri juga bebal simpati kepada sahabat lain. 

Empat, Jangan Masuk Kehidupan Pribadi

sisternet.co.id
sisternet.co.id

Point terakhir ini juga salah satu rahasia pencegahan konflik dan langgengnya sebuah persahabatan di lingkungan dimana kita bekerja. Stop untuk ikut serta dalam kehidupan pribadi sahabat kita. 

Stop untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan pribadi mereka. Setiap orang memiliki ranah pribadinya masing-masing, dan sebagai seorang sahabat ini adalah wilayah yang seharusnya tidak kita sentuh. 

Menjadi dekat dengan sahabat tidak masalah, tapi jika sampai masuk dalam kehidupan pribadi mereka inilah yang tidak baik. Sahabat kita lahir dan besar pada lingkungan yang berbeda dengan kita, dan kemungkinan ini menjadikan kita dapat memiliki perbedaan dalam sudut pandang menyikapi sesuatu hal. 

Dikhawatirkan justru persahabatan akan menjadi korban jika kita memaksakan sebuah hal dengan alibi ini adalah keputusan terbaik untuk sahabat kita. Terbaik yang kita rasakan adalah versi kita, belum tentu sama dengan sahabat kita. Jadi lebih baik hindarkan untuk terlalu dekat dan masuk dalam dunia pribadi sahabat kita.

Karena hal ini akan mendorong empati kita sebagai sahabat untuk merasakan dan ikut serta apa yang mereka alami dalam kehidupan pribadi mereka. Salah satu contoh adalah permasalahan keluarga yang terjadi pada sahabat kita, konflik dalam rumah tangga mereka, pola asuhan anak sahabat kita dan lain-lain yang itu merupakan ranah pribadi mereka. 

Selain bisa menimbulkan konflik serta mengancam langgengnya persahabatan, ikut serta dalam kehidupan pribadi sahabat kita adalah perbuatan yang melelahkan dalam persahabatan. Bayangkan, kita sendiri saja sebagai seorang manusia secara pribadi tak luput dari masalah, baik itu masalah dengan pasangan, keluarga ataupun masalah financial, kok bisa-bisanya masih ikut serta dalam kehidupan orang lain, capek deh. 

Jadi jika ingin mencegah konflik dan membuat persahabatan tetang langgeng, stop untuk masuk terlalu dalam pada kehidupan pribadi mereka. 

Rekan kerja kita adalah manusia dewasa yang memiliki kehidupan pribadi dan seseorang dewasa yang telah mampu mengetahui konsekuensi dari tindakan yang diambil. 

Jangan merasa diri tanpa kita mereka akan salah arah, justru dengan ikut campur terhadap kehidupan mereka, kita telah menghadirkan pemicu konflik untuk diri sendiri dan persahabatan yang terjalin.

Wasana Kata

lifestyle.kompas.com dari g-stockstudio
lifestyle.kompas.com dari g-stockstudio

Bersahabat itu penting, menjadi sahabat yang baik juga penting, tapi tetaplah menjadi sahabat cerdas penuh logika dan berdasarkan norma-norma yang berlaku dimasyarakat, baik itu norma agama, hukum, dan sosial. 

Alangkah banyak persahabatan menjadi permusuhan, persahabatan menjadi pembunuhan, persahabatan dan melanggar hukum. 

Muara awal dari konflik ini adalah persahabatan yang tanpa sebuah nasihat selalu membenarkan tindakan sahabat lain, atau ikut-ikutan sahabat, atau sakit-hati karena terlalu berharap banyak kepada sahabat, atau sakit hati juga karena pendapatnya ditolak sebab terlalu ikut serta dalam kehidupan pribadinya dan merasa bahwa apa yang diungkapkan adalah yang terbaik untuk kehidupan sahabatnya tersebut. 

Beberapa hal di atas adalah sebuah kesimpulan penulis hasil dari menjalani sebuah persahabatan dalam dunia kerja. Pada dunia tersebut tidak menampik sebuah fakta bahwa segalanya tidak semuanya berjalan dengan sempurna dan mudah. Yang perlu kita sadari adalah bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk yang tidak akan pernah luput dari sebuah kesalahan. Dan setiap dari kita adalah bentuk utuh sebuah karakter hasil dari faktor genetis dan lingkungan. 

Jangan pernah mempersepsikan diri bahwa kita selalu benar dan mereka salah. Tapi ukur kadar diri dengan norma-norma yang berlaku dan tetap melakukan refleksi. Katakan salah jika salah, dan berani meminta maaf jika kita salah. Serta jangan lupa berbesar hati saat orang lain melakukan kesalahan dan meminta maaf kepada kita. 

Persahabatan bagai kepompong

Maklumi teman hadapi perbedaan

Persahabatan bagai kepompong

Kepompong.. Kepompong

Na na na na... Na na na na.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun