Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

3 Langkah Literasi Digital Sederhana dalam Pencegahan Bahaya Obat

22 Oktober 2022   06:18 Diperbarui: 23 Oktober 2022   05:07 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia berubah akses informasi lebih mudah (Ilustrasi gambar diambil dari money.kompas.com)

Pada hampir dua dekade, Ayu menjadi penderita asma, petaka pun terjadi. Ayu didiagnosa sebagai penderita Diabetes Melitus (DM) tipe dua usai dirinya berada di UGD sebuah rumah sakit di mana dia tinggal.  Ayu pun shock, sempat menyangkal bahwa dia bukanlah penderita Diabetes Melitus. 

Keluarga Ayu pun tidak ada yang menderita diabetes, artinya Ayu tidak memiliki keturunan DM. Hal ini lah yang membuat Ayu menjadi sangat shock, bagai tersambar petir di siang bolong, diagnosa ini membuat Ayu begitu terpukul karena seakan tidak percaya bahwa dirinya sekarang adalah penderita DM.

Dari diagnosa dokter baru diketahui bahwa ternyata biang dari DM yang diderita oleh Ayu adalah dari obat asma yang dikonsumsi dalam jangka panjang dan tanpa resep dokter. 

Sesal rasa di hati, kenapa baru sekarang Ayu menyadari bahwa penggunaan obat tersebut dapat menjadikan Ayu menjadi penderita DM. 

Ayu menyalahkan diri sendiri yang memang mengonsumsi obat asma tersebut tanpa konsultasi dan resep yang diberikan oleh dokter. Akibatnya pun fatal, Ayu menjadi penderita diabetes melitus tipe 2.

Kehidupannya pun menjadi tidak "semanis" dulu. Tanpa teh manis di pagi, siang dan malam hari, tanpa makan-makanan manis lainnya yang bisa membuat gula darahnya menjadi tinggi. 

Literasi digital dalam pencegahan bahaya obat (Ilustrasi gambar diambil dari barcodedirect.com)
Literasi digital dalam pencegahan bahaya obat (Ilustrasi gambar diambil dari barcodedirect.com)

Andai saja waktu itu Ayu proaktif dalam mencari dan mengkaji obat yang dikonsumsinya selama ini, hal ini mungkin bisa saja di cegah. 

Memang diakui bahwa pada saat itu dunia informasi dan teknologi tidak secanggih saat ini. Segalanya saat itu serba terbatas, ponsel hanya dimiliki oleh orang-orang yang berada saja. 

Jadi wajar jika saat itu Ayu susah melakukan pencarian informasi secara mandiri tentang efek penggunaan jangka panjang dari obat asma yang dikonsumsi. Ditambah Ayu merasa nyaman, karena buktinya selama beberapa tahun dia mengonsumsi obat tersebut seperti baik-baik saja, asmanya terkontrol dan merasa tidak ada efek lain.

Dunia berubah, akses informasi lebih mudah

Dunia berubah akses informasi lebih mudah (Ilustrasi gambar diambil dari money.kompas.com)
Dunia berubah akses informasi lebih mudah (Ilustrasi gambar diambil dari money.kompas.com)

Pesatnya pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi membuat seseorang dengan mudahnya mengakses informasi yang diinginkan. Tinggal ketik lalu klik pencarian, maka dalam hitungan nol koma sekian detik hasil pencarian pun akan tampil di layar ponsel kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun