Belakangan ini Negara kita tercinta ini di sibukan dengan pemberitaan di media dan membuat pusing masyarakat melihat perang wakil rakyat di rumah rakyat yang di pinjamkan rakyat untuk mereka agar bekerja dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi para wakil rakyat dengan di lengkapi fasilitas terbaik.
“Jangan lupa ya Bapak, Ibu Wakil rakyat kalian itu ngontrak” “Jangan lupa juga kalian itu Pelayanan Masyarakat”. Hapus kata pejabat dalam kamus bahasa Indonesia. Kalian bukan pejabat tapi Pelayan Masyarakat.
Kembali ketopik, “ Presiden RI di rumah sendiri atau Ngontrak. Saya ceritakan kehidupan saya sedikit. Kebetulan saya ngontrak dan tidak bayar di karenakan teman saya nitip rumah untuk dijaga. “ Maaf ya bro ini hanya analogi kok J “.
Sayalah penghuni rumah (sebut saja presiden) saya bertanggung jawab penuh menjaga rumahdan isinya, termasuk kebersihan rumah. Saya memiliki tetangga keluarga dari pemilik rumah (sebut saja DPR). Tetangga saya yang pertama sedang memperbaiki mobil di depan rumah kontrakan saya, kebetulan bagian depan rumah kosong, maka di gunakan tetangga untuk menyimpan peralatan untuk perbaikan mobil. Nah bagian depan rumah sudah berantakan. Tetangga pertama saya juga bersih-bersih rumah. Barang – barang di tumpuk di bagian belakang rumah, penuh kardus – kardus dan kasur yang sudah rusak. Hancurlah bagian belakang dan sampai sekarang lupa di bersihkan. Tetangga saya yang kedua melakukan renovasi rumah. Tetangga rumah nitip peralatan rumah, mulai dari kursi, pakaia, dll. Berantakan bagian tengah rumah.
Jadi, sayalah presiden yang bekerja di rumah sendiri tapi diganggu oleh tetangga rumah (DPR). Bagaimana saya bias bertanggung jawab kepada pemilik rumah? Jika tetangga yang dekat dengan saya terus memberantakan rumah yang saya tinggali. Teman saya (Tetangga Internasional)jadi malas main kerumah dan saya juga tidak betah lagi dirumah.
Hal ini lah yang mungkin akan dirasakan Presiden kita Pak Jokowi dan Wakil Presiden kita Pak JK. Di saat mereka ingin memperbaiki negara ini ada kalangan lain yang seolah berkuasa di negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H