Mohon tunggu...
Jun Joe Winanto
Jun Joe Winanto Mohon Tunggu... Koki - Chef

Menulis sebagai rangsangan untuk sel-sel otak agar terus berbiak. La Cheo Joe, banyak menulis buku, tetapi tidak untuk diterbitkan secara komersial. Buku-buku tersebut diperuntukkan untuk proyek Departemen Pendidikan Nasional dari beberapa penerbit. Lebih dari 100-an judul buku telah ditulisnya. Lahir pada 9 Juni di “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Cita-citanya berbelok seratus delapan puluh derajat dari yang diidam-idamkan menjadi Dokter Kandungan. Kuliah pun sebenarnya tak diinginkan oleh kedua orang tuanya karena sesuatu dan lain hal. Cerita berkata lain, diam-diam Sang Guru Bimbingan Karier (BK) SMA-nya memberikan berkas lembaran sebagai Mahasiswa Undangan ke Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. La Cheo Joe sempat merenungi keputusan saat jari-jemarinya menjentikkan pulpen mengisi titik-titik bernama. Perjalanan kariernya di beberapa perusahaan, mengantarkannya untuk berkeliling daerah di Indonesia. Mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. La Cheo Joe sebagai penyuka olahraga selam, masak,icip-icip makanan, traveling, dan naik gunung ini, bercita-cita punya “tempat makan” sendiri dan ingin segera merampungkan salah satu bukunya yang sempat tertunda lama. Untuk mengenal lebih jauh dengannya, dapat dihubungi via email: junjoe.gen@gmail.com atau di nomor telepon 0857 1586 5945.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa dengan Mereka? Dari Darwin, Sudirman Sahid, Jero Wacik, Hingga Arcandra

23 Agustus 2016   09:41 Diperbarui: 23 Agustus 2016   09:52 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya itu masalah yang seharus tak perlu dibesar-besarkan. Presiden dapat memberikan keputusan, Archandra tak perlu diberhentikan. Lagi-lagi, kepentingan politik di jalankan di ESDM. Ada hal-hal yang tidak diingini orang yang masih “RAKUS” dengan ESDM. Beragam cara dilakukan agar kepentingannya tak jatuh ke tangan orang lain. Ampun!!

Wajah Kementerian ESDM menjadi sorotan publik. Orang-orang yang ingin membersihkan negara dari tindakan korupsi, justru “dibuang dan dihancurkan”. Government Politics semakin panas.  Kerakusan orang-orang yang mengatasnamakan pemerintahan terhadap saudaranya sendiri makin menjadi.

ESDM, akan dibawa ke mana jika orang-orang bertalenta sengaja terpenjara? Penegakan hukum tak lagi adil. Sudah sepantasnya, penegakan hukum mengambil tiga hal sebagai pembelajaran ini, penegakan hukum  berdasarkan  sunnatullah, profesional, dan hati nurani. Ini hal terpenting. Petinggi-petinggi hukum di negeri ini perlu tahu, atau tahu tetapi sengaja pura-pura tidak tahu, wallahu alam.

Mungkin dari sekian banyak penduduk negeri ini ada yang siap menduduki kursi ESDM? Nanti, dulu, Anda perlu baca syarat-syaratnya:

  • Mampu menghasilkan 500 triliun untuk menopang negara.
  • Pintar
  • Negarawan sejati
  • Berani melawan KPK
  • Berhati malaikat
  • Tahab fitnah,
  • Berani melawan Freeport, Newmont, dan perusahaan-perusahaan yang punya kepentingan personal
  • Tidak boleh gaduh
  • Siap-siap di re-shuffle
  • Siap masuk bui tanpa perkara yang jelas

Anda berminat?

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat kebaikan maka  jaminan orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”.

“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segitiga warna selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai. Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat”.

–Soekarno--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun