Belumlah lepas dari ingatan untuk menuliskan pengalaman selama puasa Ramadan beberapa waktu lalu. Meski didera lapar dan haus, tak menyurutkan langkah saya untuk berjibaku bersama-sama teman komunitas CLICK (Commuterline Community of Kompasiana). Terik panas mengisap lemah daya yang tersisa di dalam tubuh, tapi langkah tetap tegap untuk menuju satu tujuan, menaiki KM Kelud yang menjadi salah satu kebanggaan PT PELNI.
Bersama eksis CLICK di Stasiun Kota. Foto: Dok. Pribadi
Ya, perjalanan saya bermula dari Stasiun Jakarta Kota dengan menaiki kereta untuk menuju stasiun Tanjung Priok, yang tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Priok itu sendiri. Selama perjalanan, banyak hal-hal unik dan lucu saya dan teman-teman peroleh. Dari dalam kereta,
jejingkrakan, tertawa lepas tanpa hambatan. Meski saat itu masing-masing sedang menjalankan puasa. Keceriaan tetap melekat tanpa ikat.
Salah satu pintu Stasiun Tanjung Priok. Foto Dok. Pribadi
Satu per satu stasiun kereta terlewati dengan sempurna hingga tiba di tujuan akhir perjalanan, stasiun Tanjung Priok. Di stasiun ini pun tak kalah seru, saya mengambil beberapa bagian bangunan dan secuil aktivitas pekerja, lebih tepatnya teknisi kereta yang sedang mengecek kelaikan. Mengambil foto beberapa sudut bangunan stasiun. Karya anak bangsa ini menjadi acungan jempol tersendiri untuk saya. Ada rasa haru dan bangga melihat salah satu stasiun yang cukup keren untuk ukuran saya.
Rel panjang Stasiun Tanjung Priok. Foto: Dok. Pribadi
Sore mulai menapak, terik matahari masih menjejak. Tak peduli panas, rombongan terus berjalan berjibaku dalam sengatan surya senja yang malu-malu tapi mau untuk menyentuh tubuh yang mulai lemah tertatih. Perjuangan untuk mencapai KM Kelud yang digadang-gadang membanggakan itu tak menyurutkan langkah. Seretan langkah gontai beberapa teman mulai terlihat, tapi wajah semangat tak pernah lesap.
Terminal keberangkatan untuk menuju KM Kelud. Foto: Dok. Pribadi
Ahaa..! Akhirnya, tiba juga di terminal keberangkatan kapal PELNI di pelabuhan Tanjung Priok. Hmm… udara panas masih membekas. Seakan-akan kulit ingin mengelupas dan tandas. Tapi semangat tak pernah lepas. Inilah yang bisa saya sebut “terbayar tuntas".
Kapal Motor Kelud yang digadang-gadang, bersandar di Pelabuhan sekitar pukul 19.00 WIB. Sebelum menjelajah lebih jauh ke dalam, diri ini tertegun sejenak dan berkata, “Sungguh mengagumkan!” Benar-benar mengagumkan. Kelud tersebut memiliki panjang 148 meter, lebar 28 meter dengan ketinggian 25 meter. Mampu menampung sekitar 2.000 penumpang. Terbagi menjadi beberapa kelas, Kelas 1A, Kelas 1B, Kelas 2A-B, dan kelas Ekonomi. Diawaki sekitar 150-an ABK. Fantastis!
KM. Kelud dengan fasilitas Wifi. Foto: Dok. Pribadi
Kapal tersebut dilengkapi dengan 12 sekoci dan masing-masing sekoci dapat memuat 150 orang, Dilengkapi pula dengan peralatan-peralatan keselamatan dan peralatan lainnya yang memiliki standar internasional. Jadi, tidak main-main lho! Contohnya peta digital (Electronic Chart Display) yang mampu mengetahui berapa dalam laut serta kapal lain yang berada di sekitar Kelud.
Sketsa KM Kelud. Foto: Dok Pribadi
Hal yang sangat jarang terjadi mungkin, ketika kaki saya menginjak ke dalamnya, semua lantai bersih dan wangi. Kecepatan kapal dapat mencapai 21 knot atau sekitar 37 Km per jam dan itu termasuk ukuran tercepat sebuah kapal laut.
KM Kelud dalam romantisme malam. Foto: Dok. Pribadi
Bagian lainnya yang tak kalah keren, kapal motor kelud dilengkapi dengan ILR (Inflatable Life Raft) berjumlah 32 buah. Masing-masing dapat menampung sekitar enam orang. Untuk lebih meningkatkan keamanan bagi penumpang, kapal ini pun di lengkapi dengan CCTV. Terdapat 28 CCTV yang sebagain besar di pasang di kelas Ekonomi.
Hal keren lainnya dari kapal ini ada tempat bermain anak-anak. Yang suka gym ada ruang khusus gym meski mini. Bagi yang suka nonton, jangan lewatkan, ada mini theatre lho. Tentunya, untuk yang senang kulineran, so pastiada kafetaria dan restoran, toko makanan serta obat-obatan pun tak ketinggalan. Selain itu, untuk menjaga kesehatan penumpang, pun dilengkapi dengan klinik kesehatan. Yang pasti, tempat ibadah tak ketinggalan, seperti musala.
Foto bersama jajaran petinggi PT PELNI Indonesia. Foto: Dok. Pribadi
Di KM Kelud ini terdiri atas sepuluh dek. Dek pertama khusu untuk ruang mesin. Dek dua, tiga, empat, dan lima untuk ekonomi. Sementara itu di dek tiga terdapat ruang ABK. Di dek lima terdapat pula kelas 2A dan B. Menuju dek 6 ruang khusus kelas 1A dan B, dan dek 7 untuk ruang perwira, juru mudi kapal, dan nahkoda. Lengkap kan ternyata? Sebelum berpisah, kami sempatkan terlebih dahulu foto bersama pejabat PT.PELNI yang telah memberikan kesempatan untuk menjelajah di KM Kelud dari luar ke dalam. Terima kasih PT PELNI Indonesia, bangga Indonesia. Nah, kapan Anda ingin naik KM Kelud? Ditunggu lho!
Lihat Travel Story Selengkapnya