Mohon tunggu...
Junita Tri Putri
Junita Tri Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mahasiwa PGSD di Universitas Palangka Raya, saya memiliki hoby Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tarian Tradisional Dayak Kalimantan Tengah: Tari Manugal Parei /Tari Menanam Padi

12 Oktober 2024   21:29 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:32 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen Pengampu: Cahyo Wahyu Dermawan,S.Pd., M.Pd

OPINI-Tari Manugal Parei dari Kalimantan Tengah adalah cerminan kehidupan masyarakat Dayak yang sangat erat kaitannya dengan alam, terutama dalam hal bercocok tanam. Menugal, yaitu cara tradisional menanam padi dengan menusuk tanah menggunakan alat sederhana, bukan hanya sekadar kegiatan pertanian, tetapi juga melambangkan kebersamaan dan saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui tarian ini, masyarakat Dayak mengungkapkan rasa syukur mereka atas hasil panen serta menghormati alam sebagai sumber kehidupan utama.

Tari ini memperlihatkan pentingnya kebersamaan dan kerja sama, terutama saat mengolah lahan dan menanam padi. Dalam setiap gerakannya, tersirat pesan kuat tentang bagaimana masyarakat harus bersatu demi kesejahteraan bersama. Ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan pertanian dan kehidupan masyarakat tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui gotong royong.

Sebagai tarian kreasi daerah, Tari Manugal Parei memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Meski tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, tarian ini bisa diberikan sentuhan modern agar lebih menarik bagi generasi muda. Misalnya, dengan memodifikasi kostum atau musik pengiring tanpa menghilangkan inti budaya yang ada. Hal ini penting agar tarian ini tidak hanya dikenal di kalangan lokal, tetapi juga bisa diperkenalkan ke panggung nasional atau bahkan internasional.

Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana menjaga kelestarian tarian ini di tengah perubahan zaman yang cepat. Penggabungan elemen-elemen modern tanpa mengorbankan esensi tradisionalnya bisa menjadi salah satu cara untuk menarik perhatian lebih banyak orang. Selain itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mempromosikan Tari Manugal Parei, misalnya dengan menampilkannya di berbagai festival budaya atau acara-acara besar lainnya.

Pada akhirnya, Tari Manugal Parei bukan hanya soal seni, tetapi juga sebuah pesan moral tentang pentingnya menjaga hubungan baik antara manusia dan alam, serta bagaimana kerja sama dan gotong royong menjadi kunci keberhasilan dalam kehidupan. Dengan melestarikan tarian ini, kita juga menjaga warisan budaya dan identitas masyarakat Dayak tetap hidup di tengah modernisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun