Kota memang padat dengan penduduknya, setidaknya solusi murah meriah orang banyak memilih kelas bawah ekonomis dan tentu sudah pasti lebih banyak masyarakat memilih hunian rusun (rumah susun) bersubsidi,
Akan akan tetapi tapi.., rusun ini jika sudah dihuni buanyak orang dan masyarakat setempat, maka dapat dilihat seperti kehidupan di India, dengan susunan kolom kolom berkolom petak petak tipe 54 meter ini dipilih,
Cerita rusun sangat sangat strek jika dilihat dari hidup masyarakatnya, yang parahnya lagi jika sudah lama di tempati bertahun bahkan sampek puluhan tahun, maka bau residen evil pun sudah pada bermunculan dari jarak terkotak-kotak rusun ini,
Belum lagi ditambah kesulitan air, yang membuat tempat tinggal menyengat dan kurus kering teronta bagi penghuni rusun tersebut, diakibatkan oleh lingkungan hunian vertikal yang tak enak baik bauknya maupun kebersihannya,
Hal ini dapat dilihat di kota kota besar yang sekarang sedang trend dan marak ikut tinggal di apartement yang nilai harganyapun lebih menyentuh krocek krocekan yang abis hanya untuk ikut gaya hidup minimalis,
Saran bagi Kompasianer, jika mau pilihlah hunian horizontal yang memang lebih mudah dan enak hidupnya disekitar lingkungan tempat tinggal, apalagi air, juga mudah dikelola dwngan baik dan tak abis abis, bisa nyiram bunga dan sedikit lebar halaman parkir untuk tempat menaruh rak bunga bagi ibu ibu atau tante tante yang suka bunga kembang :D dan bisa cuci mata dengan hawa udara yang segar bugar,
Jadi dari pada hunian vertikal lebih baik hunian horizontal, karen mudah dan resikonya pun kecil, ketimbang rusun yang mengvertikalkan lobang pembuangan dari atas ke bawah, kasihan orang yang tinggal di bawah, bocor pipa pembuangan sangat nyengat bauk nya dan apek pun tak terhindar,
Seperti kasur kapuk sarung bantal guling sepray baju dan kain kain lainnya, yang bauk nya itu deterjen dimana jika hidup di rusun, soalnya pengalaman tinggal dan hidup dirumah susun kelas ekonomis bawah sangat memprihatinkan, kalau di kota besar yang terpaksa harus tinggal, walaupun tak enak ya di enakkan saja, Toh.. juga namanya hidup di dunia ya apa boleh dikate abang none dan nyak babe sudah terbiasa hidup seperti itu, ya.. begitu begitu terus, namanya juga hidup di tempat hunia vertikal.
18-10-2021. Penulis. Junirullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H