Dalam beberapa tahun terakhir, Pembangunan stadion berstandar FIFA kerap menjadi sorotan dalam berbagai agenda politik lokal di Indonesia. Menjelang Pilkada, janji pembangunan stadion megah sering digaungkan sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah untuk memajukan olahraga, khususnya sepakbola. Namun, pertanyaan yang muncul adalah: apakah ini sekedar janji politik untuk menarik simpati masyarakat, atau benar-benar langkah strategis yang mendukung kemajuan olahraga nasional?
Janji Politik dan Pilkada
Menjelang Pilkada, pembangunan stadion sering kali dijadikan sebagai alat kampanye. kandidat kepala daerah memanfaatkan gairah masyarakat terhadap sepakbola untuk memenangkan hati pemilih. namun, apakah janji tersebut didasari analisis kebutuhan yang jelas? tidak jarang, proyek stadion dipaksakan tanpa memperhatikan prioritas anggaran daerah atau keberlanjutan pasca pembangunannya. Sebaliknya, ada juga kandidat yang benar-benar memandang pembangunan stadion sebagai investasi. Namun realitas di lapangan sering kali berbeda. Banyak stadion yang dibangun dengan biaya besar  hanya menjadi monumen megah tanpa manfaat maksimal. banyak contoh seperti stadion mattoanging di makassar sulawesi selatan yang menjadi topik pada debat cagub sulawesi selatan pekan kemarin. stadion mattoanging sendiri setelah dibongkar dengan alasan rencana perbaikan stadion berstandar FIFA sampai saat ini tidak ada kabar sama sekali tentang keberlanjutan pembangunan tersebut.
Kebijakan Publik Untuk Infrastruktur Berkelanjutan
Untuk memastikan bahwa pembangunan stadion tidak sekedar menjadi alat politik, kebijakan publik yang mendukung keberlanjutan infrastruktur olahraga harus diperkuat ada beberapa langkah yang bisa diambil seperti
Perencanaan berbasis data: Analisis kebutuhan harus menjadi dasar pembangunan stadion, karena tidak semua daerah membutuhkan stadion dengan kapasitas besar
Kolaborasi Multi-Stakeholder: pemerintah pusat, daerah dan pihak swasta harus bekerja sama dalam mendanai dan mengelola stadion
Pemeliharaan dan Pemanfaatan: setelah dibangun, pemerintah harus memastikan stadion dikelola secara profesional dan digunakan secara aktif untuk berbagai kegiatan, tidak hanya sepakbola.
Transparansi Anggaran: pembangunan stadion harus diawasi dengan seksama dan ketat untuk mencegah korupsi dan pemborosan.
Pembangunan stadion berstandar FIFA dapat menjadi investasi nyata jika didukung oleh kebijakan publik yang matang dan berkelanjutan. Namun, jika hanya digunakan untuk janji politik menjelang pilkada, hal ini beresiko menjadi pemborosan anggaran yang tidak memberikan manfaat jangka panjang. masyarakat perlu kritis terhadap janji pembangunan stadion, menuntut transparans dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berorientasi pada kemajuan sepakbola indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H