BERENANG  MEMBANGUN KARAKTER
Oleh : Juni Lius T
Memgelola kursus renang , kami jalani sudah sejak tahun 2003. Silih berganti anak-anak dan orang dewasa yang belajar renang. Dari anak-anak yang menangis dan takut turun ke kolam renang, hingga mereka bisa berenang, itu suatu kebanggan bagi kami.
Ada salah satu postingan di WA group orang tua siswa renang . Â Ini awalnya ditujukan hanya untuk beberapa orang tua
teman-teman di club.
Salah satu orang tua  bertanya kepada teman lainnya: "Kenapa kamu mau membayar begitu mahal atau banyak uang yang kamu keluarkan untuk anak-anak kamu, untuk belajar berenang?"
 "Lalu orang tua lainnya punya pengakuan ,seperti  ini :  Buat saya,saya tidak hanya membayar untuk anak-anak saya berenang begitu saja.  Secara pribadi, saya tidak peduli tentang kolam renang.
Jadi, jika saya  membayar berenang untuk les anak saya, apa yang saya bayar? Adalah :
- Saya membayar untuk saat-saat ketika anak-anak saya menjadi sangat lelah saat berenang, mereka ingin berhenti mengayuh tangannya tetapi tidak bisa. Anak-anak akan terus berenang dan berenang hingga sampai ujung kolam.Â
- Saya membayar untuk hari-hari ketika  anak-anak pulang sekolah
dan "terlalu lelah" untuk pergi ke kolam renang, tapi anak-anak akan tetap pergi ke les renang. Bayangkan begitu lelahnya anak-anak dari pagi hingga sore hari, Â tetapi mereka sangat antusias untuk belajar renang.Â
- Saya membayar anak-anak saya untuk belajar menjadi disiplin yang tinggi , tidak  banyak mengeluh dan semangat terus berlatih pantang menyerah.
 - Saya membayar anak-anak saya untuk belajar merawat tubuh mereka agar tetap sehat, karena didalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat atau mens sana in corpore sano.Â
-Saya membayar anak-anak saya untuk belajar bekerja  sama, dengan orang lain dan juga  untuk menjadi  teman tim yang baik. Bila dalam lomba renang nomor estafet diperlukan kerjasama yang luar biasa agar dapat memenangkan lomba.Â
- Saya bayar untuk anak-anak saya untuk belajar berurusan dengan kekecewaan. Karena kapan mereka tidak mendapatkan tempat itu atau mereka berharap, tetapi masih harus melakukannya. Bila kalah dalam lomba anak harus dapat menerima kekalahan dengan sportifitas yang tinggi.