Mohon tunggu...
Junianto Bara
Junianto Bara Mohon Tunggu... Administrasi - --

Seperti manusia yang terlahir lentur dan meninggal kaku, banyak fikiran manusia yg fleksibel di awal kehidupannya namun semakin mengeras di tahun-tahun selanjutnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Fitri Sebagai Momentum kembali kepada Konsepsi Qurani

24 Juli 2015   01:34 Diperbarui: 24 Juli 2015   01:34 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 

Selamat hari raya idul fitri syawal 1436 Hijiriyah

Ramadhan Telah berlalu dan kini kita memasuki bulan syawal, pada kalender hijiriah, segenap umat islam di seluruh belahan dunia telah selesai melaksakan ibadah puasa, yang di akhiri dengan shalat sunat Idul Fitri, "Kembali kepada suci" sejatinya ada dua makna penting berkaitan dengan datangnya bulan ramadhan, yiatu perintah untuk berpuasa untuk menggapai derajat tertinggi di hadapan Tuhannya, yaitu taqwa. dan yang kedua adalah bulan ramadhan merupakan momentum penting bagi umat islam kembali kepada Konsepsi Quran, menjadikan alquran sebagai pedoman hidup manusia, yang pada akhirnya akan menuntun ummat islam mencapai derajat ketaqwaan yang sesungguhnya. 

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.  Al Baqarah: 185))

Jika kita menghitung mundur 1500 tahun pada masa kehidupan Rasululah, bulan ramadahan adalah titik awal konsep islam di perkenalkan kepada seluruh masyarakat dunia, meskipun pada masa masa –sebelumnya melalui para nabi Allah konsep monoteisme telah di perkenalkan, ideologi islam secara gamblang baru benar benar “disebut” pada masa Nabi Muhammad, melalui wahyu Al-Quran. Yang sejatinya merupakan guide atau pedoman hidup bagi manusia seluruhnya. Innaddina I’ndallahil islam, sesungguhnya agama yang diterima disisi allah hanyalah islam,

Sebagai petunjuk, tentunya Al-Quran sangat komprehensif, mulai dari masalah ketatanegaraan, social, hukum, hingga pada sub yang paling mendasar, seperti dalam aturan-aturan kehidupan berumah tangga, konsep Al-Quran sebagai petunjuk hidup berdasarkan aturan Tuhan telah terbukti mengubah tatanan kehidupan manusia, misalnya penduduk makkah yang pada waktu itu merupakan masyarakat yang dilabeli sebagai “jahiliyah” masyarakat yang hanya tunduk kepada hawa nafsunya, berubah drastis semenjak di turunkan Al-Quran melalui nabi mahammad, yang hingga kini kita mendapati Al-Quran sebagai rahmat bagi manusia seluruhnya.

Menengok Literature sejarah peradaban muslim pada masa Rasullulah Muhammad SAW, membuktikan masyarakat yang hidup pada waktu itu benar benar memperoleh kemuliaan, ketenteraman, keadilan, kesejahteraan dalam arti yang sesungguhnya. Masyarakat muslim pada masa itu merupakan komunitas masyarakat yang dihargai diantara masyarakat lainnya. hal tersebut dapat terjadi lantaran masyarakat muslim pada masa itu benar- benar iklas menjalankan aturan-aturan yang ada dalam Al-Quran.

Al-Quran yang ada ditengah-tengan mereka bukan sekedar lembaran ayat-ayat yang dibaca saja sampai selesai seluruhnya namun tidak dipahami esensinya.

Masyarakat pada masa itu benar-benar menikmati hidup dengan Aquran, sejatinya ia telah menjadi nafas kehidupan mereka. Hal ini juga yang mendasari kejayaan ummat islam pada masa itu dan lebih dari 100 abad ummat islam berada pada masa kejayaannya.

Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Muhammad benar-benar di laksanakan dan diamalakan sebagai petunjuk hidup dan jalan yang lurus, seperti yang telah ditulis pada paragram awal yaitu Surat Al-Baqarah Ayat 185, bahwa “ diturunkannya permulaan Al-Quran pada bulan ramadhan adalah, sebagai petunjuk bagi manusia, sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil, serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu.

Dan tentunya realitas ini berbanding terbalik dengan masa kehidupan kita sekarang, meskipun masyarakat islam merupakan penduduk mayoritas. terlebih di Indonesia yang merupakan Negara dengan populasi muslim terbanyak didunia, tampaknya kita tidak mendapati hukum-hukum allah tertulis dalam Al-Quran dilaksakan, kecuali pada sebagian Negara-negara muslim timur tengah, Dan kita perlu mengakui bahwa kedamaian, ketenteraman, kesejahteraan dalam arti yang yang sebenarnya belum sepenuhnya tercipta.

Sebagai masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim, sepatutnya kita berbangga, namun dalam melaksakan konsep-konsep yang ada pada Al-Quran kita masih sangat minim. Al-Quran sejatinya masih sebatas kepada kebanggaan bahwa ia adalah wahyu Allah yang dijaga keasilannya, namun tidak pada pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sejatinya kita mencintai Al-Quran tapi tidak siap dengan palaksaan hukum yang ditetapkan dalam Al-Quran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun