Mohon tunggu...
Juniati siahaan
Juniati siahaan Mohon Tunggu... Berperilaku dengan baik

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengembangan Cagar Budaya Condet dalam Antropologi Pembangunan

7 Maret 2020   09:10 Diperbarui: 7 Maret 2020   09:11 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejarah- Cagar Budaya Condet 

Condet berada di salah satu daerah di Kecamatan Kramat Jati yang terdiri dari 3 kelurahan, yaitu Batuampar, Balekambang dan Kampung Gedung. Condet berasal dari nama sebuah anak sungai Ci Liwung, yaitu Ci Ondet. Selain itu, terdapat juga cerita yang beredar di masyarakat bahwa kata Condet berasal dari nama seseorang yang memiliki kesaktian dan memiliki bekas luka diwajahnya (codet), orang sakti tersebut sering muncul di Batu Ampar, Balekambang dan Pejaten. Ada lagi yang mengatakan bahwa orang yang memiliki kesaktian tersebut adalah Pangeran Geger atau Ki Tua.

Kawasan cagar buah Condet sebagai wisata agro terpadu antara kebun buah-buahan danbudaya Betawi sudah dicanangkan sejak tahun 1975, tetapi hingga sekarang belumterealisasi. Kendala yang dihadapi adalah penduduk di kawasan semakin banyak danmembangun rumah dengan latar belakang yang berbeda-beda. Sampai saat ini kawasanCondet masih ingin dipertahankan, tetapi belum atau tidak mendapatkan perhatian darikalangan pemodal swasta atau sektor privat, karena motivasi provit tidak terlihat,sehingga dapat mengurangi makna terpadunya. Kenyataan pula bahwa sektor privat

Ada beberapa peninggalan purbakala yang usianya diperkirakan berasal dari periode 1500-1000 SM, yang berhasil ditemukan berupa Kapak, Gurdi dan Pahat dari batu. Ini menandakan bahwa kawasan Condet sudah terbangun sejak ratusan tahun yang lalu. Sebagai salah satu perkampungan tua di Jakarta, wilayah Condet memiliki keunikan. Berbeda dengan kawasan kota tua Jakarta lainnya, di Condet sejak tahun 1980an semakin sulit menemukan bangunan-bangunan tempo dulu.

Condet kaya akan budaya betawi yang tersebar dipelosok kawasannya. Kawasan Condet pada dasarnya merupakan pusat budaya betawi, bahkan menjadi tempat asal mula sejarah betawi, mengingat banyak aset-aset budaya betawi masih terpelihara dengan baik, seperti alat musik tanjidor, terompet dan alat musik betawi lainnya

Pada tahun 1974, Condet sempat dijadikan pusat cagar budaya Betawi oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. Ali Sadikin, namun pada tahun 2004 cagar budaya Betawi dipindahkan ke Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dahulu Condet ini menjadi sentral buah duku dan salak, yang dikenal dengan Duku Condet dan Salak Condet. Hal tersebut dikarenakan dahulu kawasan ini penuh hamparan pohon salak dan duku. Kini menjelajahi kawasan Condet sudah jauh berubah tidak lagi hamparan pohon duku dan tanaman salak condet yang terkenal enak serta manis, namun sekarang kawasan condet penuh dengan bangunan-bangunan mewah baik pertokoan, perumahan dan pemukiman penduduk yang kian memadati kawasan Condet

Pada tahun 1976 Tujuan kegiatan pengembangan potensi kawasan cagar alam sebagai kawasan wisata agro, dalam agenda 21 DKI Jakarta adalah

1) merealisasi kawasan cagar buah-buahan Condet sebagai kawasan wisata agro terpadu;

 (2) meningkatkan partisipasi masyarakat d alam usaha konservasi kawasan cagar buah-buahan Condet; 

(3) mengembangkan caracara pendanaan yang inovatif dan berkelanjutan bagi pengelolaan kawasan wisata agro Condet. 

Startegi - Cagar budaya Condet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun