Per satu mei Pemerintah akan menaikkan harga BBM. Dengan kenaikan itu sudah pasti berdampak pada kenaikan semua barang- barang kebutuhan sehari-hari. Belum lagi selesai dengan persoalan soal kenaikan bawang, dan cabai masyarakat kembali dihadapkan pada persoalan dengan kenaikan BBM.
Beberapa hari yang lalu pemerintah mengeluarkan pernyataan bahwa harga BBM ada dua harga. harga subsidi dan non subsidi. Subsidi diperuntukkan pada pengguna jalan roda 2 dan angkutan umum. Sementara mobil pribadi menggunakan non subsidi dengan harga yang telah naik. Namun ternyata perbedaan 2 harga ini banyak disoroti oleh masyarakat sehingga banyak memicu permasalahan. Â Jangankan pengguna sendiri SPBU juga menjadi kebingungan.
Namun persoalan bukan dua harga subsidi dan non subsidi. Pertanyaannya adalah sejauhmana pemerintah telah mensosialisasikan kepada masyarakat menyangkut kenaikan BBM tersebut. Sebab kaum awam banyak yang tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi sehingga BBM harus dinaikkan. Yang mengerti hal itu adalah para elit-elit atau bangkers yang punya kemampuan mengotak atik anggaran.
Media hari ini menyampaikan lewat juru bicara kepresidenan bahwa untuk mengatasi masalah kenaikan harga BBM pemerintah akan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang diperuntukkan masyarakat miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan. Padahal berdasarkan pengalaman beberapa tahun yang lalu, pelaksanaan BLT itu sendiri banyak menimbulkan masalah. Selain tidak tepat sasaran dimana banyak orang yang tidak semestinya mendapatkannya malah menerima BLT. Masalah lain yang timbul ditengah-tengah masyarakat akan terjadi konflik horizontal sebab bukan tidak mungkin menimbulkan kecemburuan pada masyarakat. Yang pada gilirannya bisa menimbulkan tindak kekerasan di masyarakat. Apakah BLT tahun-tahun yang lalu tidak menjadi bahan evaluasi oleh pemerintah? Efektifkah BLT diberikan masyarakat sebagai pengganti kenaikan harga BBM?
Bertepatan dengan itu juga para buruh memperingati hari buruh sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Mei. Di Sumut sendiri sekitar 10.000 buruh akan turun ke jalan. H-2 Presiden telah mengumumkan bahwa tanggal 1 Mei merupakan hari libur nasional itu artinya dihari buruh besok buruh telah mendapatkan kado dari SBY yakni setiap tanggal 1 Mei menjadi hari libur nasional. Kemenangan ini sudah pasti disambut buruh dengan sukacita. Namun jangan lupa dengan tuntutan lainnya menyangkut hak-hak normatif dan penghapusan sistem outshourcing yang harus terus dikumandangkan kaum buruh.
Manurut saya ini merupakan kebijakan yang sungguh-sungguh diluar dugaan. Sebab bertepatan dengan kenaikan BBM disaat itu pula SBY memberikan hari libur nasional kepada kaum buruh Indonesia. Terlepas apakah karena ini merupakan tahun politik sehingga moment ini dijadikan SBY membuat pencitraan sah-sah saja bagaimana kita menilainya.
Sementara itu, di Sumut sendiri Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengusulkan may day jadi hari libur fakultatif. perusahaan yang memiliki sekitar 1.000 buruhnya wajib diliburkan.
Apapun kebijakan yang ditelurkan sejatinya bagi kemaslahatan masyarakat banyak. Bukan segelintir orang. Besok semoga peringatan hari buruh, buruh juga menyuarakan soal kenaikan BBM. Selamat untuk buruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H