Pembelajaran
Akhir drama tersebut terkuak sudah. Dan publikpun merasa lega dengan sikap Jokowi dengan kedua peristiwa tersebut yakni membatalkan BG menjadi Kapolri dan mengeluarkan Keppres memilih 3 orang yang akan menggantikan 3 orang komisioner yang lama. Lalu apa yang bisa dipetik dari kejadian 'politik' tersebut.
Pertama dengan peristiwa ini kedua kubu di parlement Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih bisa mencair dan tampak lebih mesra hubungannya paling tidak komunikasi diantara kedua koalisi sudah terbangun.
Kedua, Jokowi ingin melakukan revolusi mental di tubuh aparat penegak hukum. Kedua institusi ini dibersihkan oleh Jokowi termasuk orang-orang yang dianggapnya tidak bersih dari berbagai kepentingan termasuk unsur-unsur parpol. Badrodin Haiti yang kan menggantikan Sutarman secara definitifpun tidak bersih-bersih amat dari kepentingan yang ada namun paling tidak beliau selama terjadi kegaduhan antara Polri dan KPK sikap dan pernyataannya netral. Cenderung tidak ada menyudutkan atau apriori terhadap KPK. Sehingga beliau layak dijadikan Kapolri karena dianggap beliau juga mampu membawa hawa sejuk bagi Polri dan KPK.
Jokowi harus memulai seperti ini karena ingin mengangkat orang-orang yang bersih kredibel yang mampu membawa polri kearah yang lebih baik. Demikian juga KPK orang-orang yang bercokol dan punya kepentingan dengan parpol sengaja dihabisi Jokowi. Karena Jokowi tak ingin orang-orang yang memimpin KPK tersandera oleh politik. Pada akhirnya Jokowi ingin mendudukkan orang-orang muda yang memiliki kredibilitas dan mampu membawa KPK lebih baik. Karena Jokowi juga tidak ingin dibawah kepemimpinannya KPK hancur berkeping-keping.
Ujung tombak penuntasan kasus-kasus (korupsi) ada ditangah kedua institusi ini selain Mahkamah Agung yang sudah lebih dulu disterilkan oleh Jokowi dengan mengangkat Muhammad Prasetyo. Semoga orang-orang yang sudah dihunjuk oleh Jokowi mampu mengemban amanat rakyat untuk menuntaskan kasus-kasus besar khususnya korupsi ditubuh aparatur Negara.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H