Mohon tunggu...
Junianty
Junianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya Junianty, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya memiliki minat pada bidang perfilman dan media.

Selanjutnya

Tutup

Film

Dukungan Masyarakat dalam Film 'Hope' yang Diangkat dari Kisah Nyata

11 Desember 2024   15:22 Diperbarui: 11 Desember 2024   15:30 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film "Hope" merupakan film yang berasal dari industri perfilman korea selatan. Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata, yaitu salah satu kasus di korea selatan saat anak perempuan bernama So Won mengalami kekerasan seksual. Kasus tersebut terjadi pada tahun 2008 yang lalu dan menjadi perhatian para masyarakat di korea selatan karena korban yang mengalami kekerasan seksual merupakan anak gadis berusia 8 tahun dan pelaku kekerasan seksualnya merupakan pria berumur 57 tahun. Hal ini kemudian memicu emosi masyarakat terhadap kasus tersebut, karena pelaku kekerasan seksual hanya dipenjara selama 12 tahun sehingga itu tidak dapat diterima oleh orang tua So Won dan juga masyarakat korea selatan.

Film ini kemudian diangkat menjadi sebuah film yang berjudul "Hope" pada tahun 2013 yang disutradarai oleh Lee Joon Ik untuk menceritakan kembali apa yang terjadi pada kasus kekerasan seksual pada anak gadis tersebut. Latar belakang keluarga dari korban juga diceritakan pada film ini. Kisah film ini diawali dari perkenalan anak gadis tersebut bernama so won yang sedang menginjak sekolah dasar dan hidup di keluarga yang sederhana. Ayahnya bernama Dong hoon yang bekerja sebagai buruh pabrik dan Ibunya bernama Min Hee yang bekerja sebagai penjaga toko. So won tumbuh menjadi anak yang cerdas dan mandiri namun kurang mendapatkan kasih sayang karena orang tuanya yang sibuk bekerja. Bahkan, ia selalu  pergi dan pulang ke sekolah tanpa diantar orang tuanya.

Suatu hari ketika So won sedang berangkat ke sekolah, ia berangkat sendiri dengan cuaca yang sedang hujan deras sehingga ia menggunakan payung. Pada saat di perjalanan, So Won bertemu dengan seorang pria yang ia kasihani karena terlihat kedinginan. Namun, rasa iba itu berubah menjadi trauma karena pria itu melakukan hal buruk terhadap So Won yaitu kekerasan seksual dan fisik. Kejadian tersebut menimbulkan trauma bagi So Won dan keluarganya, karena hal itu hampir merebut nyawanya hingga harus menjalani operasi pengangkatan anus dan usus besar. Anak berumur 8 tahun tersebut akhirnya harus hidup dengan cacat permanen seumur hidupnya.

Film tersebut membuat masyarakat Korea Selatan terharu karena kejadian yang sangat memilukan harus dialami seorang anak gadis di bawah umur. Mayarakat yang menonton juga turut merasakan emosi dan kemarahan terhadap hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku tidak setimpal dengan yang dialami So Won yaitu hanya 12 tahun. Sehingga, Film ini menimbulkan respon yang positif dari masyarakat yang menonton karena kasus yang memprihatinkan ini diangkat menjadi film dan menunjukkan perjuangan orang tua So Won dalam menghadapi musibah tersebut. Film ini juga mendapatkan dukungan dari Mayarakat unuk menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada pelaku mengingat beratnya trauma yang telah dialami oleh So Won dan orang tuanya.

Film Hope akhirnya tembus 2.7 juta penonton dan mendapatkan penghargaan film terbaik di Blue Dragon Film Awards. Isu kekerasan Seksual pada film ini akhirnya membuka kembali ruang diskusi bagi masyarakat dan menimbulkan rasa empati dari masyarakat terhadap kasus nyata tang pernah terjadi. Film ini membuat masyarakat dibawa untuk turut merasakan apa yang dirasakan oleh korban. Ketidakadilan yang dirasakan turut membuka masyarakat untuk lebih peduli terhadap isi kekerasan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur. Perjuangan orang tua dari So Won yang mengharukan juga menjadi sorotan dalam film ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun