ASESMEN DAN KARAKTER JUJUR
 Asesmen merupakan upaya menggali informasi mengenai kondisi, hambatan, dan kebutuhan peserta didik melalui pengamatan dan dialog dengan peserta didik atau dengan individu terkait lainnya (keluarga, teman, pengasuh, atau guru sebelumnya).  Asesmen bersifat netral dan dapat difungsikan sebagai formatif maupun sumatif berdasarkan tujuan saat digunakan.  Setiap asesmen perlu memberikan rencana tindak lanjut terdiferensiasi yang dapat diberikan pada siswa berdasarkan rekomendasi hasil asesmen.
Ada 2 macam asesmen, Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif. Â Asesmen Formatif membantu mendapatkan informasi atau memberikan umpan bali cepat. Â Asesmen formatif dilakukan di awal pembelajaran. Â Asesmen Formatif dilakukan untuk memetakan kemampuan awal peserta didik. Â Setelah kemampuan peserta didik dipetakan, Pendidik dapat mengetahui kebutuhan peserta didik selanjutnya dapat direncanakan pembelajaran yang efektif. Â Asesmen Formatif juga dapat dilakukan di tengah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui perkembangan dan keefektifan pembelajaran. Â Kegiatannya dapat berupa diskusi terarah, bermain peran, permainan, membuat karangan atau jurnal, observasi, dan lain-lain
Asesmen Sumatif merupakan asesmen yang digunakan untuk memastikan ketercapaian atau menyimpulkan ketercapaian tujuan pembelajaran capaian di akhir satu tujuan pembelajaran. Â Asesmen Sumatif dapat berupa output projek, tugas, presentasi, wawancara, tes, esai, performance, dan lain-lain. Â Asesmen Sumatif yang berbentuk tes memerlukan pengawasan yang baik saat mengerjakan. Â Hal ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang valid sesuai kenyataan. Â Pengawasan selama peserta didik mengerjakan soal tes akan mengurangi kecurangan. Â
Karakter jujur harus benar-benar dapat diterapkan pada saat mengerjakan tes. Â Apalagi untuk mata pelajaran yang membutuhkan daya ingat yang kuat semisal hafalan maka pengawasan melekat mutlak dilakukan. Â Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan daya ingat kuat, siswa harus hafal dan memahami materi yang telah disampaikan guru. Â Pada saat mengerjakan tes, peserta didik dapat menuangkan apa yang ada di pikiran selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik dapat mengulang kembali memori saat mempelajari materi dan menuliskan pada selembar kertas. Â Pendidik dapat mengetahui peserta didik yang sudah paham atau yang belum paham melalui kegiatan Asesmen Sumatif. Â
Pengaturan tempat duduk merupakan salah satu penentu peserta didik berbuat curang. Â Jangan sampai terjadi istilah "posisi menentukan prestasi" Â artinya jika posisi peserta didik berada di belakang atau jauh dari pengamatan pendidik maka siswa dapat "bergerilya" memanfaatkan situasi. Â Pendidik harus jeli dalam melakukan pengawasan saat peserta didik mengerjakan tes. Â Jangan dibiarkan segala tindak kecurangan yang terjadi, Â hal ini akan berimbas pada kelak di kemudian hari. Â Peserta didik yang dibiarkan melakukan kecurangan akan terbiasa berbuat curang dan hal itu akan mempengaruhi peserta didik yang lain.
Umpan balik asesmen harus informatif menjelaskan kemajuan siswa terhadap tujuan pembelajaran dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kemampuan atau pemahamannya mengenai tujuan pembelajaran. Â Berkaitan dengan hasil asesmen pendidik dapat memberikan umpan balik berupa tulisan maupun ucapan. Â Tulisan dapat dituangkan dalam kata-kata yang memotivasi peserta didik untuk terus belajar. Â Ucapan dapat berupa pujian, tepuk tangan, acungan jempol, dan gestur tubuh yang dapat membuat peserta didik merasa tersanjung dan bersemangat untuk mencapai hasil yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H