KOMPAK BERSAMA SELAMANYA
Tiga puluh tahun yang silam kami pernah bersama dalam kerasnya dunia pencak silat.  Usia remaja membuat darah muda menghentak, menggelora, melepaskan ledakan emosi yang membuncah di dada.  Pergolakan batin itu kami luapkan ke dalam gebrakan pencak silat  Setia Hati Terate.  Jumlah kami kurang lebih 90 an dan yang Perempuan hanya 5 orang saja
Tahun 1993 kami bergelut dengan dunia malam yang gelap, sepi, dan mencekam. Â Dalam perjalanan malam kami ditempa pendadaran yang tidak mengenal ampun. Â Entah kekuatan apa yang ada dalam diriku hingga mampu kulalui perjalanan dunia silat yang amat keras. Â Tendangan demi tendangan, pukulan tinju bertubi-tubi menghujani tubuhku tak kurasakan. Â Yang kutahu dan kulihat esok pagi kaki dan tubuhku lebam dan membiru. Â Bukannya rasa sakit yang kurasakan justru perasaan lega dan bebas yang menyeruak dalam dada. Â Aku telah selesai menjalani proses perjalanan menjadi seorang pesilat.
Aku melupakan segala cerita tentang pencak silat dan berbagai bumbu di dalamnya. Â Aku menganggap itu bagian dari cerita masa laluku yang penuh warna. Â Seakan pencak silat adalah potret lain dalam sisi duniaku yang akan kulupakan begitu saja.Â
Sampai tiba suatu masa, tiba-tiba aku dimasukkan ke dalam grup WA anggota pencak silat Angkatan 93. Â Kuikuti alur dalam grup percakapan tersebut. Â Sama seperti grup SMP, SMA, dan grup lainnya yang ada hanya dalam dunia maya. Â Namun grup ini memang berbeda, tidak sama seperti grup lainnya yang senada. Â Grup ini punya latar belakang profesi yang berbeda namun tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan. Â Ya, sudahlah kuikuti saja alur ceritanya. Â Aku tidak bisa mengelak dari suatu episode yang telah ditakdirkan. Â Semoga persahabatan dan pertemanan tetap terjalin dengan tetap mengedepankan rasa empati dan simpati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H