Â
Kelompok pengabdian dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) berhasil menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Karangkuten, Mojokerto. Mahasiswa pengabdian mengubah limbah sabut kelapa menjadi cocopeat, sebuah alternatif media tanam yang ramah lingkungan.Â
Desa Karangkuten banyak terdapat penjual es kelapa. Namun, sabut kelapa yang dihasilkan seringkali menjadi limbah yang tidak termanfaatkan dengan baik. Melihat permasalahan seperti itu, mahasiswa pengabdian sub kelompok 10-R8 Untag Surabaya berinisiatif untuk mengolah limbah tersebut menjadi cocopeat. Cocopeat sendiri adalah serat alami dari sabut kelapa yang diproses menjadi media tanam berkualitas tinggi.Â
"Kami melihat banyak sekali sabut kelapa yang terbuang begitu saja disepanjang jalan penjual es kelapa. Padahal, sabut kelapa dapat diubah menjadi cocopeat yang sangat berguna sebagai media tanam. Selain ramah lingkungan, cocopeat juga memiliki daya serap air yang mampu menyimpan nutrisi lebih lama dibandingkan dengan tanah biasa," ujar Dewi, salah satu mahasiswa sub kelompok 10-R8 pengabdian Untag Surabaya.
Mengambil salah satu mitra penjual es kelapa yang gertepatan di Dusun Karanglo, mahasiswa sub kelompok 10-R8 memperkenalkan cocopeat hingga tahap proses oembuatan cocopeat melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan sabut kelapa, pemisahan serat kasar sabut kelapa, pencucian, pengeriangan, hingga pengemasan. Memberikan pelatihan kepada mitra es kelapa tentang teknik-teknik pembuatan cocopeat.Â
Dengan inovasi cocopeat ini, tidak hanya mengatasi permasalahan limbah sabut kelapa, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang berkelanjutan. Mahasiswa sub kelompom 10-R8 Untag Surabaya telah menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan semangat yang tinggi, masalah lingkungan dapat diubah menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan dan berkelanjutan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H