[caption caption="berfoto bersama istri setelah berkeliling kebun kelengkeng"][/caption]
Anda penyuka kegiatan traveling? Anda pecinta buah Kelengkeng? Ataukah Anda penikmat keduanya?
Nah, bila Anda merasa sebagai penyuka keduanya, tentu patut bersenang diri. Sekarang, di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ada destinasi wisata yang berbasis agrowisata. Namanya Kebun Klengkeng Suwarno; Bumi Perkemahan dan Agrowisata. Wisata ini baru saja diresmikan pada 19 Desember lalu. Seperti apa tempatnya?
Agrowisata Kebun Kelengkeng Suwarno berada di Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Jombang. Dengan statusnya yang masih baru, agrowisata ini diyakini akan mampu menarik animo wisatawan di masa yang akan datang, khususnya penyuka buah Kelengkeng, untuk berkunjung kesana.
Lokasinya jauh dari pusat keramaian; tersembunyi di balik persawahan dan pedesaan. Â Agrowisata ini terletak di deret pegunungan kapur yang cukup landai, di sebelah barat laut Jombang.
***
Hari Minggu, 27 Desember yang lalu, saya berkesempatan kesana. Ditemani Laila sang istri, Nazhif putra kami yang berusia 3,5 tahun, serta tiga orang teman yang sekaligus menjadi guide kami, jadilah kami beramai kesana. Kami berenam mengendarai motor menuju destinasi yang terletak di sebelah barat laut Sungai Brantas yang melegenda itu.
[caption caption="Istri, putra saya, dan ketiga teman penunjuk jalan ke destinasi tujuan"]
Cuaca cukup panas menyengat. Sinar matahari seakan hampir menghilangkan arah bayang tubuh kami masing-masing. Kami mengawali perjalanan dari Desa Sumberagung. Sebuah desa yang masuk Kecamatan Megaluh, Jombang. Perjalanan awal kami, melintasi jalanan beraspal yang berada di antara deret hunian penduduk desa dan pematang sawah hijau nan luas. Seperempat jam awal perjalanan, kita lalu melewati sebuah jembatan yang berdiri kokoh di atas sungai Brantas. Penduduk sekitar menyebutnya Jembatan Ploso; karena lokasinya berada di Kecamatan Ploso. Jembatan ini menjadi akses strategis bagi segala roda kehidupan manusia; menghubungkan antara wilayah Jombang selatan menuju Lamongan di utara maupun Mojokerto dan Surabaya yang berada di sisi Timur Laut.
Melewati jembatan, tak beranjak lama arah motor kami belokkan ke kiri menuju Kecamatan Plandaan. Sepanjang jalan ini, deretan panjang andil berumput (bebukitan rendah yang menjadi pembatas antara jalan raya dengan Sungai Brantas) menjadi pemandangan tersendiri. Sesekali ada penduduk yang sedang menggembala kambing ternaknya di atas andil, dan membiarkan kambing-kambingnya menikmati helai demi helai rumput yang tumbuh menghijau di sana.
Dua kilometer setelah berbelok kiri dari jembatan, kami memasuki jalanan sebuah desa ke arah barat. Inilah jalan yang langsung akan menghubungkan perjalanan kami menuju lokasi agrowisata. Jalanan aspal berkontur rata dan halus. Namun, menurut penuturan seorang teman yang menemani perjalanan, jalan raya itu baru beberapa bulan belakangan diperbaiki. Sebelumnya, jalanan di desa yang kami lewati, berlubang-lubang, dan tak membuat nyaman setiap pengendara.