Mohon tunggu...
Junaedi Ghazali
Junaedi Ghazali Mohon Tunggu... -

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sunmor UGM: Konsep vs Konflik Sosial dengan warga Karangmalang

29 Januari 2014   04:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Btw, Sunmor digeser dari UGM. Mungkin udah pada biasa lihat spanduknya. Dari awalnya di sekitaran Boulevard UGM, ke Notonegoro, sekarang digeser ke Karang Malang. Dialog awal dari Oktober, sampai Desember mentok ga ada kelanjutannya. Alasan utamanya, karena mau dibangun Wisdom Park, dan aktivitas mahasiswa di hari Minggu. Sunmor dirasa mengganggu. Kalau belum pada tahu yang mana wisdom park, itu di depan D3 FEB. Masalahnya, pergeseran lokasi pedagang ini menimbulkan konflik dengan "warga" Karangmalang (sekitaran UNY) dengan pedagang. Kabar terakhir, di setiap jualan, pedagang ini "dikawal" polisi dan tentara.

Posisi UGM dimana? Gw ga tahu. Yang jelas, sejarah awal adanya Sunmor itu karena UGM prihati dengan krismon tahun 98, sehingga sunmor muncul. Dirunut masalahnya, pedagang sunmor berada di lokasi UGM yang tidak serta merta memikirkan untung. Sementara sunmor yang digeser ke karangmalang, dengan pemegang kekuasaan berbeda, tentunya memberikan kebijakan berbeda pula. Mulai dari tarif retribusi, penataan, hubungan dengan warga sekitar, dan terakhir...parkir.

Serbasalah memang. Di satu sisi, UGM memang institusi pendidikan. Di sisi lain, kampus ini pernah dikenal sebagai kampus kerakyatan. Tentunya, kebijakan yang diharapkan selaras dengan apa yang disebutkan sebelumnya. Sampai titik ini gw sendiri masih gamang. Gw ga tahu masalah secara keseluruhan. Masalah perut soalnya, sensitif. Kalau memang ada dialog, terlihat, dialog yang ada masih sebatas sosialisasi semata, bukan dialog mencari solusi bersama. Terkesan dipaksakan, dan tidak menjabarkan rencana jangka panjang dimiliki. Dari apa yang sering terjadi pada kebijakan seperti itu, kalau pedagang mundur pun, pihak yang memiliki tempat akan merasa benar. Kalau memang namanya kampus, sebenarnya ruang untuk belajar tentunya bukan hanya sebatas teori. Banyak orang pinter di UGM. Dan tentunya akan arif jika konsep dihadapkan dengan konsep, bukan sekedar diadakan, dan diganti sesuai keinginan pemegang posisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun