Mohon tunggu...
Jund Yan
Jund Yan Mohon Tunggu... -

Pejalan Jauh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Festival Jalan Dhoho

27 November 2012   04:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:37 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353991209737032640

Tepatnya tanggal 23-24 November yang lalu Festival Jalan Dhoho digelar. Sebagai seorang pendatang baru, saya sangat antusias untuk mengunjungi dan mengharapkan sebuah hiburan gratis yang saya harapkan bisa menyembuhkan rasa rindu saya pada kota Malang yang sebelumnya saya tinggali. Kediri merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang juga masih memiliki kekentalan nilai-nilai budaya jawa. Pada perayaan 1 Syuro beberapa waktu yang lalu, ada beragam perayaan dan acara yang diadakan oleh pemerintah dan masyarakat kota setempat. Mulai dari karnaval hingga panggung-panggung pagelaran seni rakyat; ludruk, campur sari, kuda lumping dan sebagainya. Sayang sekali saat itu saya memilih untuk pulang ke kampung halaman untuk menyelesaikan sebuah urusan keluarga. Akhirnya, hari Sabtu Minggu lalu, saya putuskan untuk menyambangi Festival Jalan Dhoho. Saat masuk ke area festival, seperti halnya ketika kita memasuki area festival pada umumnya, lalu lintas jalan lumayan padat, saya dan teman saya harus memarkir kendaraan beberapa puluh meter dari area masuk Festival ini. Sisanya kami harus jalan kaki. Tapi, jika dibandingkan dengan Festival Malang Tempo Doloe, arus pejalan kaki di area masuk Festival ini lebih lengang, sehingga kami masih bisa menikmati udara setelah hujan malam yang cukup sejuk. Saat tiba di pintu masuk, kami disambut dengan sebuah gapura selamat datang yang cukup besar. [caption id="attachment_226068" align="aligncenter" width="538" caption="Pintu Masuk Festival Jalan Dhoho Kediri"][/caption] Rasa antusias saya lebih besar lagi ketika saya mendengar suara-suara musik jawa dari dalam area. Betapa tidak, menonton tampilan-tampilan seni tradisional selalu memang selalu menarik. Akan tetapi, antusiasme saya sedikit menyurut ketika setelah pintu masuk yang saya lihat adalah tenda-tenda pameran yang telah kosong dan semakin hilang tak berbekas ketika semakin masuk ke area Festival, saya hanya bisa menemui stand-stand penjual produk UKM dan beberapa dealer yang menjadikan festival ini lebih mirip dengan bazar atau pasar malam. Tak ada keseragaman tema atau topik yang nampak antar peserta 'pameran. Jadilah kami nikmati saja, jalan-jalan malam minggu tersebut, melihat-lihat wajah-wajah para penjual yang mulai lelah, lokasi festival yang basah (baca:becek), dan beberapa panggung dengan tata panggung seadanya. Untuk mengobati kekecewaan, kami belilah es cream seharga dua ribu rupiah dengan tiga rasa dan cilok (pentol red.) dengan harga sama. Well, tak menemukan tempat makan yang pas, akhirnya kami kembali ke warung pinggir jalan, memesan menu andalan, Lalapan. >,< Demikian, hasil reportase singkat hasil jalan-jalan di Festival Jalan Dhoho, Kediri. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun