Pandemi Covid-19 telah mengubah secara drastis sistem pendidikan di Indonesia. Penggunaan sistem pembelajaran daring menjadi salah satu perubahan yang signifikan. Siapa sangka, sistem pembelajaran daring memiliki tantangan tersendiri yang menghambat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Ternyata, ada faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan. Rasa bosan, susahnya untuk fokus, dan kebiasaan buruk menunda-nunda tugas berperan sebagai penghalang pemahaman siswa. Faktor eksternal seperti gangguan sinyal internet dan fasilitas belajar yang tidak lengkap juga membuat pemahaman siswa terhambat.Â
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Teori Konstruktivisme dapat kita jadikan solusi. Menurut Muchlisin Riadi  (2021) teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang menekankan pada bagaimana cara seseorang belajar dengan bantuan orang lain. Dengan menggunakan teori ini siswa harus lebih aktif berinteraksi untuk mencari lebih banyak pengetahuan dan mengembangkan potensi yang mereka miliki tanpa bergantung dengan pengajar, sehingga siswa juga akan lebih paham dengan materi yang dipelajari. Selain itu, teori ini juga akan membuat siswa lebih bertanggung jawab atas hasil belajar mereka.
Di dalam teori konstruktivisme sendiri memuat sebuah model pembelajaran yang bernama student centered learning (SCL). Metode ini menjadikan siswa sebagai fokus utama dalam pembelajaran. Para siswa harus memiliki kesadaran untuk mencari tahu secara mandiri sumber-sumber atau referensi materi pembelajaran tentunya dengan bimbingan dari pengajar. Metode SCL ini memiliki keunggulan dalam sistem yang diterapkannya. Siswa dituntut menjadi aktif dan kritis dalam bertanya maupun berargumen pada saat proses diskusi di kelas. Pengajar disini memiliki peranan hanya sebagai fasilitator (mengarahkan) dan juga mengajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode pembelajaran ini juga membuat siswa memiliki wewenang dalam menentukan apa saja yang ingin dipelajari dan mengembangkan secara mandiri apa yang sudah didapat baik di dalam maupun di luar kelas. Model SCL memiliki aspek-aspek penting didalamnya yaitu pembelajaran secara aktif, konstruktif, kolaboratif, antusiastik, dialogis (secara inherent), kontekstual, reflektif, multisensory, dan high order thinking skills training (problem solving, pengambil keputusan).
Metode pembelajaran 5M dan model student centered learning (SCL) memiliki keterkaitan yang erat karena keduanya mempunyai fokus yang sama, yakni pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. SCL merupakan pendekatan pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai pusat dari pembelajaran, dimana siswa membentuk tujuan belajar mereka sendiri, menemukan sumber daya mereka sendiri, dan mengelola proses pembelajaran mereka sendiri. Hal ini mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan berpikir mandiri. Dalam pembelajaran daring, metode 5M dapat diterapkan secara online melalui platform pembelajaran virtual dan penggunaan teknologi seperti video, chat, dan telekonferensi. SCL juga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran daring dengan memberikan siswa kontrol atas proses pembelajaran dan memberikan cara interaktif dan kolaboratif untuk belajar. Kedua model pembelajaran ini berfokus pada pengembangan keterampilan siswa untuk memimpin proses pembelajaran mereka sendiri. Berikut Tahapan dari metode pembelajaran 5M, yaitu:
Mengamati, agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, guru dapat menggunakan fitur sepertimengirimkan gambar, video, dan teks sehingga siswa dapat melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Menanya, tahap ini merupakan sesi tanya jawab, dimana siswa menanyakan serta mempersilakan siswa lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan terkait apa yang telah dipelajari, dilakukan melalui chat atau voice note.
Mencoba atau mengumpulkan informasi, guru memberikan tugas kepada siswa secara online dan diberikan batas waktu pengerjaan.Â
Mengasosiasi atau menalar, pada tahap ini guru memberikan feedback atau koreksi ke siswa dengan melampirkan bukti screenshoot hasil pekerjaan.
Mengkomunikasikan, langkah terakhir dalam pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dihadapi ketika mengerjakan melalui chat atau voice note. Guru memberikan tindak lanjut dan menyimpulkan materi secara bersama. Selain itu, guru juga menyertakan lampiran materi seperti doc.
Melalui penerapan model pembelajaran student centered dengan 5M secara daring, siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengambil inisiatif dalam belajar. Selain itu, siswa juga dapat memperoleh keterampilan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi yang lebih baik.
Sumber:Â