Dalam beberapa dekade terakhir, konsep bangunan hijau telah menjadi fokus utama dalam pengembangan tata lingkungan dan konstruksi di Indonesia. Green building dirancang untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, mencapai efisiensi energi, konservasi air, dan penggunaan material yang ramah lingkungan.
Salah satu contoh penerapan prinsip ini di Indonesia adalah Jakarta International Stadium (JIS), yang dilengkapi dengan teknologi energi terbarukan seperti panel surya yang menyuplai sekitar 5% kebutuhan listrik stadion, fasad perforated untuk meningkatkan sirkulasi udara alami, serta sistem zero run-off untuk pengelolaan limpasan air hujan.
Upaya ini sejalan dengan visi jangka panjang pemerintah, yaitu Visi Indonesia Emas 2045, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Dalam mencapai visi tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen mendorong penerapan “green infrastructure” di seluruh aspek pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Green infrastructure menjadi pilar penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mengedepankan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Penggunaan material daur ulang, seperti plastik untuk paving, menawarkan peluang untuk memperluas prinsip keberlanjutan ini ke skala lebih luas. Di iklim tropis Indonesia yang mengalami perubahan cuaca ekstrem, paving dari plastik daur ulang dapat berfungsi secara efektif sebagai bahan konstruksi yang berkelanjutan dan tahan cuaca.
Namun, ketahanan material tersebut perlu diuji secara lebih mendalam, termasuk terhadap paparan suhu tinggi dan curah hujan tinggi. Evaluasi menyeluruh dari aspek-aspek seperti efisiensi energi, ketahanan material, dan kemudahan perawatan akan sangat penting untuk memahami dampak positif penerapan paving plastik ini terhadap lingkungan dan keberlanjutan bangunan di Indonesia.
Sampah plastik merupakan masalah global yang membutuhkan solusi inovatif dan berkelanjutan. Di Indonesia sendiri, jumlah sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik sangat tinggi, dan limbah plastik ini sering kali mencemari lingkungan, khususnya lautan.
Mengubah limbah plastik menjadi paving adalah cara efektif untuk mengurangi jumlah sampah plastik dan menyediakan alternatif bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan plastik daur ulang dalam konstruksi paving menawarkan manfaat yang signifikan dan dapat mengatasi beberapa tantangan lingkungan saat ini.
Penggunaan material ini membantu mengurangi polusi plastik yang semakin meningkat karena limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik sering kali mencemari lingkungan dan bahkan perairan. Dengan mengintegrasikan plastik daur ulang ke dalam produk konstruksi, kita mendukung pengurangan emisi karbon serta mendukung sistem ekonomi sirkular yang mengedepankan prinsip daur ulang dan pemanfaatan limbah.