Mohon tunggu...
Petrikor kota
Petrikor kota Mohon Tunggu... Supir - Jejak bersajak

Terlahir tanpa kata Berakhir dengan cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Topik Dialog

7 Februari 2021   22:57 Diperbarui: 7 Februari 2021   23:39 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/aanbuthamil

Kalimat pelipur yang terutarakan jatuh di sudut bibir itu
Bola mata yang biasa menari itu terpaku
Rambut yang terhempas di wajah mu kau biarkan jatuh di bahu
Tanpa sadar dengan semua itu ku tertegun terpukau

Ada yang menarik dari dirimu
Ada juga tanya dalam benak ku
Apakah batin mu tersimpan tanya
Ataukah hatimu terdapat ruang jenaka

Bila sinar mu meredup dalam gelap malam
Hentikan rajut mu untuk mulai terpejam
Andai rasa mu begitu masam
Mungkin butuh waktu menunggu ranum

Ketika sudut bibir begerak menurun, wajah merunduk, nanar matamu menghilang
Bahagia itu terampas dengan rangkuman topik yang telah rampung
Maafkanlah semua yang telah terjadi
Serahkan semua pada ilahi
Jika kau tak mampu bejanji
Setidaknya lakukan dengan cinta sejati
Pasrahkan dirimu dari hati ke hati

Usai sudah waktu dalam bait bait kerinduan
Dengan rintik hujan yang tersisa di tepi jalan
Sejuta cerita air yang menenggelam kan bebatuan
Dan sepasang gumpalan air mata telah tercair kan
Beri lagi ruang dan waktu untuk dialog di atas rakit dari papan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun