Mohon tunggu...
Petrikor kota
Petrikor kota Mohon Tunggu... Supir - Jejak bersajak

Terlahir tanpa kata Berakhir dengan cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wanita Bulan Penghujan

30 Desember 2020   21:45 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu indah pipi kanan kirimu
Kala sudut senyum terpancar lebar
Suci dirimu tepancar dari bening matamu
Bibir tipis gincu merah mawar

Mengenalmu adalah pencapaian terbaik
Menatapmu adalah dosa yang indah
Mengagumimu sesuatu yang menarik
Memilikimu bagai sampah menanti lebah

Ketika senja mulai berganti malam ingin segera terlelap
Agar memimpi kan mu terealisasikan cepat
Ini bukan bualan
Ini kenyataannya
Deretan kata untuk menantikan hasrat cinta sudah biasa
Namun baris rindu terangkai sebuah kata adalah kejujuran

Duhai wanita di bulan penghujan
Sampai jumpa di bawah jingga pelangi
Rangkulah rasa syukur ketika melihatmu
Agar gejolak rindu tulus menanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun