Mohon tunggu...
Junawi Mardali
Junawi Mardali Mohon Tunggu... -

pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Sekian Juta Muncul Satu Basuki, Dari Sekian Ratus Juta Muncul Satu Jokowi

4 Desember 2012   04:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:13 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini, masyarakat menyaksikan arus perubahan signifikan pada tata kelola pemerintahan ibukota Jakarta yang penduduknya berhasil mengusung pasangan Jokowi-Basuki sebagai pasangan pemimpin yang berusaha mewujudkan mimpi Jakarta Baru. Gebrakan demi gebrakan telah mulai dilakukan kedua tandem striker ibukota ini, walaupun seharusnya mereka berposisi sebagai gelandang pengatur serangan dan gelandang bertahan yang bertugas mengalirkan serangan dari lini pertahanan ke lini penyerangan. Semua pejabat dari tingkat RT/RW hingga walikota sudah dipertontonkan cara menjemput bola dari lini pertahanan dan mengalirkannya ke lini penyerangan. Pesta gol pun sudah mulai diawali dengan KJS, KJP, efisiensi anggaran berjumlah trilyunan, pejabat-pejabat yang kena sidak tidak ada di tempat kerja, kenaikan UMP yang berpihak pada ekonomi lemah, penekanan sekolah favorit bersubsidi hanya diperuntukan siswa-siswa pandai yang miskin, pergantian pejabat dinas yang sudah uzur(sudah waktunya pensiun) dan gol-gol lainnya. Masih ditunggu gol-gol pengurangan tingkat kemacetan dan pengurangan titik banjir yang seyogyanya membutuhkan kontribusi semua lini di lapangan, tidak hanya olahan si kulit bundar dari kedua striker tersebut.

Pihak lawan pun mulai membalas dengan gol-gol anjuran menghindari pencitraan (jangan marah-marah di Youtube dan blusukan terus), melecehkan Jakarta yang masih macet dan banjir, kekhawatiran bahwa minoritas memimpin mayoritas serta gol-gol pro-status quo lainnya. Gol-gol ini tentu saja harus disambut positif agar tim Jakarta termotivasi mencetak gol lebih banyak lagi. Lawan juga telah mengatur serangan berbahaya agar gol-gol: proyek MRT Lebak Bulus dan 6 ruas tol dalam kota dapat bersarang di gawang Jakarta, yang tentu saja diantisipasi dengan gerakan bertahan dengan negosiasi subsidi tiket MRT dari pemerintah pusat, pembangunan jalur MRT yang akan mengganggu bangunan di daerah Fatmawati (warga Fatmawati juga keberatan), pengkajian proyek yang menghindari utang terlalu banyak kepada Jepang dan ruas tol yang hanya membantu kaum pemilik kendaraan (Jakarta harus mengutamakan pembangunan transportasi massal/dananya lebih baik digunakan untuk penambahan armada Trans Jakarta).

Melihat ulah kedua striker yang terlalu banyak menyerang, tentu saja makin membuat DPRD khawatir karena rencana anggaran Jakarta 2013 belum juga tuntas diajukan (kalau tidak ada anggaran bagaimana mengolah dana setoran partai buat pertandingan 2014, ha..ha..ha..ini hanya sikap apatis penulis saja). Anggaran ini tentu saja akan semakin menambah mobilisasi pembangunan Jakarta dan menyokong serangan sehingga tercipta gol-gol yang indah lainnya.

Menyaksikan pertandingan seru di Jakarta tersebut, selayaknya kita berharap munculnya sosok JB-JB Berani Jujur Hebat lainnya pada pejabat di provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bila demikian adanya, niscaya tingkat ekonomi Indonesia akan tumbuh signifikan dan disegani tidak hanya di Asia Tenggara tapi juga di dunia. Nilai 1 dollar yang setara dengan 1 rupiah juga bukan impian jika korupsi dapat dientaskan dari bumi Indonesia ( bukan mimpi kali yee, bukan karena redenominasi 1:1000 juga ). Tentu saja mungkin, karena aliran dana triliunan yang dikorupsi para pejabat dapat dialihkan untuk pembangunan Indonesia, upah karyawan semakin meningkat, kesejahteraan penduduk meningkat karena dapat mememenuhi biaya kebutuhan hidup yang layak dan efek-efek perbaikan Indonesia lainnya.

Hal ini dapat dicapai tentu saja dengan peningkatan akhlak (bukan syahwat) para pejabat Indonesia, jangan takut menerima kaum minoritas untuk berkontribusi bersama mayoritas, bila perlu kita ajak Basuki-Basuki yang Berani Jujur Hebat lainnya untuk membangun Indonesia. Keturunan Arab, India, Jepang, Korea, Cina, Inggris, atau keturunan lainnya tidak mengapa asalkan sudah berkakek buyut dan berwarga negara Indonesia resmi sudah lama. Dari sekian juta saja bisa memunculkan 1 Basuki, harusnya dari sekian ratus juta lainnya dapat memunculkan lebih dari 1 Jokowi.

Bukan hanya sepakbola, bila memang berkompeten, tentu saja kita bisa me-naturalisasi keturunan Indonesia Berani Jujur Hebat yang bermukim di luar negeri untuk berkontribusi dalam membangun ibu pertiwi, jangan hanya karena menerima beasiswa di luar negeri, bekerja pun harus di luar negeri. Untuk memperbaiki kerusakan Indonesia memang butuh ketegasan bukan cengengesan, butuh tangan besi bukan tangan menengadah dan selap-selip amplop di bawah laci/dokumen. Untuk pejabat Indonesia yang masih korup, tunggulah waktu penangkapanmu, suatu saat kamu pasti dapat ditangkap dan dijebloskan ke rutan Guntur.

Akhir kata, penulis tidak bertendensi apa-apa terkait artikel ini, hanya sekedar ide demi kemajuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun