Robin Lim. Kompas.com
Robin Lim begitu terpukul saat mendengar adiknya meninggal karena kehamilan yang tidak tertangani dengan baik. Padahal adiknya tinggal di Amerika Serikat, yang konon tekhnologi kedokterannya lebih canggih.Â
Sayangnya, dokter yang menanganinya saat itu tidak tanggap dan meremehkan penyakit darah tinggi pada kehamilan. Kejadian puluhan tahun lalu itu menggores perasaan dan menjadi pemicu bagi Robin Lim untuk mendedikasikan hidupnya membantu para ibu dalam persalinan.
Ibu Robin, begitu ia dipanggil, di usianya yang ke 60 tahun, sore itu menerima kami di klinik Yayasan Bumi Sehat yang dibangunnya sejak tahun 2005. Bersama kawan-kawan seangkatan di kantor, kami mengunjungi klinik sederhana yang dibangun oleh Ibu Robin di Ubud untuk membantu persalinan gratis bagi kaum perempuan yang tidak mampu.Â
Sudah ratusan ribu ibu hamil dibantunya melalui "gentle birthing", atau metode melahirkan alami. Ibu Robin menganjurkan agar bayi dapat lahir alami dan diberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif, bukan susu formula.
Dalam bincang sore itu, Ibu Robin banyak berbagi cerita. Mulai dari latar belakang ayahnya yang pernah tinggal di Ubud pada tahun 1960-an, hingga kemudian hal itu membawanya memilih Ubud sebagai tempat tinggal saat ini.
Dengan latar belakang bidan lulusan dari AS, Ibu Robin lalu banyak membantu warga Ubud menjalani proses persalinan sejak 20 tahun lalu. Ia awalnya prihatin dengan banyaknya angka kematian akibat ibu melahirkan di Ubud.Â
Awalnya ia membantu persalinan dari rumah ke rumah. Namun seiring dengan semakin banyaknya pasien, ia mendirikan klinik dan Yayasan Bumi Sehat. Hal yang menarik, semua pasien yang tidak mampu, dapat melahirkan gratis di tempat itu. Meski demikian proses subsidi silang terjadi karena ada juga pasien mampu yang ingin melahirkan di klinik Bumi Sehat.
[caption caption="Bersama Ibu Robin di Klinik Bumi Sehat, Ubud, Bali"]
Proses menerima penghargaan dari CNN ini menarik. Suatu dini hari, CNN Pusat di AS menelepon Ibu Robin di Ubud. Karena lelah membantu persalinan beberapa hari berturut, dan mengetahui panggilan telpon itu bukan darurat, Ibu Robin menolak telpon tersebut.Â
Namun pihak CNN terus mencoba. Setelah beberapa kali, melalui suaminya, CNN memberitahu bahwa akan ada hadiah 50.000 dolar AS apabila masuk nominasi 10 besar. Ibu Robin pun mulai berpikir.