Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Naik Kereta Cepat "Maut" di China

25 Juli 2011   22:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23 3245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_125095" align="aligncenter" width="640" caption="Kecelakaan China Railway High-speed (CRH) di Zhejiang, Cina / photo Reuters"][/caption] Malam hari, sebelum terjadi kecelakaan kereta cepat China Railway High-speed (CRH) di Zhejiang, Cina, saya berada di atas kereta jenis tersebut untuk jalur yang berbeda. Kereta CRH di Cina jurusan Nanjing-Shanghai yang saya tumpangi menembus kecepatan 300 km/jam. Kecepatan itu lebih tinggi dari kereta shinkansen di Jepang, yang hanya mencapai maksimum 280 km/jam. Pagi harinya, saya baca di koran bahwa terjadi kecelakaan kereta api cepat Cina yang memakan korban meninggal hingga 43 orang dan lebih dari 200 orang luka parah. Saat berada di kereta tersebut, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan rekan seperjalanan tentang faktor keselamatan kereta cepat di Cina tersebut. Hal itu penting mengingat kereta api cepat tentu memerlukan presisi yang sangat detil, bahkan hingga hitungan detik. Pertanyaan saya muncul juga karena dalam satu bulan semenjak kereta cepat jalur Shanghai-Beijing diluncurkan, telah terjadi lebih dari tiga kali kecelakaan malfungsi “gagal jalan”, akibat kekurangan energi listrik. [caption id="attachment_121557" align="alignleft" width="300" caption="CRH Nanjing-Shanghai yang saya tumpangi / photo Junanto"]

131163200161388731
131163200161388731
[/caption] Dan rupanya, masalah itu menjadi fatal pada tanggal 23 Juli 2011. Kecelakaan di Zhejiang terjadi saat kereta cepat CRH dengan seri D3115 (seri D adalah seri pertama kereta cepat Cina dengan kecepatan maksimum 200 km/jam) jurusan Hangzhou-Fuzhou kehilangan tenaga akibat terkena petir. Kereta inipun terhenti di atas jembatan. Sayangnya, saat kereta tersebut berhenti, tidak ada sinyal yang diberikan pada kereta cepat CRH D301 dalam jalur sama yang bergerak dari Beijing Selatan menuju Fuzhou. Tabrakan maut pun tak dapat dihindarkan. Kecelakaan ini tentu patut disesalkan. Pemerintah Cina juga langsung mengambil langkah tegas dengan memecat tiga pejabat tinggi, yaitu dari perusahaan kereta api Shanghai, Sekretaris, serta Deputi Biro Partai Komunis Cina (PKC). Sementara itu, Sheng Guangzu, Menteri Perkeretaapian Cina, langsung meminta maaf pada rakyat Cina akan terjadinya kecelakaan tersebut. Kecelakaan kereta api cepat di Zhejiang itu memang mencoreng wajah Cina, yang saat ini sedang memiliki ambisi besar dalam membangun infrastuktur kereta apinya. Cina kini telah memiliki 8000 km jalan kereta yang menghubungkan berbagai kota di Cina. Di tahun 2020, mereka akan mengembangkan hingga 25.000 km. Bahkan target ambisiusnya, jalan itu akan mencapai Thailand hingga Rusia. Target yang sifatnya “grandiose” ini bukannya tanpa masalah dan kritik. Berbagai masalah muncul sejak awal, mulai dari korupsi di tingkat pejabat Cina, kurangnya perhatian pada faktor keamanan, serta besarnya anggaran yang digunakan untuk membangun proyek ini. Namun, pemerintah Cina nampaknya tetap maju dan menjalankan proyek kereta api tersebut. [caption id="attachment_121559" align="alignleft" width="300" caption="Menembus 300km/jam dengan waswas / JH"]
1311632107701391040
1311632107701391040
[/caption] Korupsi menjadi masalah besar dalam pembangunan infrastruktur kereta api di Cina. Pada bulan Februari 2011 lalu, Menteri Kereta Api Liu Zhijun, dipecat dari jabatannya dengan tuduhan menerima hingga 1 miliar dolar AS (sumber: The Economist). Korupsi juga ditemukan di level pejabat lainnya di perusahaan perkeretaapian Cina. Hal yang mengkhawatirkan dari korupsi di kereta api tersebut adalah karena korupsi tersebut berdampak pada pengurangan unsur-unsur pengamanan yang menjadi prasyarat utama kereta api cepat. Cina adalah negara pertama dan satu-satunya di dunia saat ini yang memiliki kereta api dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Cina bahkan sudah memiliki kereta api dengan tekhnologi Maglev (Magnetic Levitation) yang menghubungkan Shanghai – Pudong yang berjarak 30km dalam waktu 7 menit. Maglev bahkan bisa mencapai kecepatan 450 km/jam. Saat ini, Cina memang bisa membuat apa saja, mulai dari tusuk gigi hingga kereta api tercepat di dunia. Apa yang bisa anda bangun, maka Cina bisa membangunnya secara lebih baik. Itulah realita dari pertumbuhan ekonomi Cina saat ini. Namun, kecelakaan kereta api di Zhengjiang menjadi semacam lonceng pengingat bagi Cina. Pada akhirnya, unsur keselamatan perlu menjadi pertimbangan utama dalam membangun kredibilitas pembangunan. Salam dari Cina. [caption id="attachment_121560" align="aligncenter" width="614" caption="Kereta Cepat Cina di Stasiun Shanghai / photo Junanto"]
13116321771470796589
13116321771470796589
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun