[caption id="attachment_184503" align="alignleft" width="300" caption="Ondel-ondel di Indonesian Week APU / photo by JH"][/caption] Rasa cinta dan bangga menjadi Indonesia akan lebih terasa bila kita berada di luar negeri. Rasa itu pula yang menggelora di dada para mahasiswa Indonesia di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Beppu, Jepang. Pekan lalu, mereka menggelar “Indonesian Week 2010” atau “Pekan Indonesia 2010” di kampus APU, yang terletak di kota Beppu, wilayah Oita, atau sekitar 1000 km sebelah barat laut kota Tokyo. Indonesian Week 2010 digelar dengan menampilkan berbagai penampilan seni dan budaya Indonesia. Sepanjang minggu, tema Indonesia nampak marak di kampus APU yang luas dan indah. Aneka pertunjukan ditampilkan mulai dari pameran kerajinan, parade ondel-ondel, konser musik dangdut, festival kuliner, hingga acara puncak berupa Pergelaran Budaya yang menampilkan berbagai atraksi tarian dan seni Indonesia. Acara puncak yang mengambil tema Freedom, Peace, and Humanity itu digelar di Millenium Hall APU, sebuah auditorium yang berkapasitas sekitar 900 orang. Dan malam itu, Millenium Hall penuh sesak oleh pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan seni Indonesia. Sebagian besar penonton adalah mahasiswa APU yang berasal dari berbagai suku bangsa. Turut hadir dalam acara itu Duta Besar RI untuk Jepang, Prof Dr. Yusuf Anwar, yang didampingi oleh Atase Pendidikan Prof. Dr. Edison Munaf, dan Konjen RI di Osaka, Ibnu Hadi. [caption id="attachment_184504" align="alignright" width="300" caption="Tari Kecak oleh Mahasiswa Internasional / photo by JH"][/caption] Pertunjukan seni berlangsung sekitar dua jam. Berbagai tarian Indonesia ditampilkan dengan narasi dan aksi teatrikal yang menarik dan tidak membosankan. Penampilan pembuka tari Kicir-Kicir sontak mengundang gemuruh kagum para penonton. Setelah itu, tari Jejer dan tari Kecak mengundang tepuk tangan membahana. Dan puncak penampilan, Tari Saman, membuat para penonton tak sanggup lagi berkata-kata, selain kekaguman dan tepuk meriah yang panjang. Penampilan anak-anak APU pada pertunjukan itu sungguh luar biasa. Seorang professor berkebangsaan Inggris tak dapat menyembunyikan kekagumannya, terutama saat menyaksikan penampilan Tari Saman yang dinamis itu. Setiap ia menyaksikan Tari Saman, selalu mendapatkan hal yang berbeda. Hal menarik dari pertunjukkan tersebut adalah para penari yang tampil bukan hanya mahasiswa Indonesia, namun juga mahasiswa internasional dari berbagai suku bangsa, mulai dari Perancis, Amerika, Ghana, Bolivia, termasuk dari Jepang dan Cina. Untuk Tari Saman sendiri, hanya dua orang pemainnya yang berasal dari Indonesia, selebihnya adalah mahasiswa asing. [caption id="attachment_184505" align="alignleft" width="300" caption="Penari Tari Jejer / photo by JH"][/caption] Unity in Diversity adalah slogan yang menggambarkan karakteristik dari kampus APU itu sendiri. Menurut Profesor Dahlan Nariman, warga Indonesia yang menjadi salah satu pengajar di sana, kampus APU adalah sebuah melting pot budaya. Di kampus ini, terdapat mahasiswa dari 99 negara di dunia dengan komposisi mahasiswa internasional mencapai 47% dari keseluruhan mahasiswa yang berjumlah sekitar 6200 orang. Mahasiswa Indonesia sendiri jumlahnya cukup besar, mencapai sekitar 180 orang yang terbagi dari mahasiswa S-1 hingga S-3. Dengan berbagai keberagaman itu, upaya mengenal budaya dan perbedaan antar bangsa menjadi penting. Kata adalah rumah kehidupan. Sebagaimana pernah diungkap oleh Martin Heidegger, “language is the house of being”. Melalui kata yang mengejawantah dalam budaya, kebersamaan dan persahabatan dapat dibangun oleh antar bangsa di dunia. Menjadi Indonesia tentu bukan sekedar menjadi warga negara Indonesia sebagaimana tertera di KTP atau passport. Namun lebih dari itu, ia harus mampu memberi makna pada kata Indonesia. Mahasiswa Indonesia di APU telah membuktikan bahwa diplomasi budaya juga penting dalam membawa nama bangsa. Penampilan mahasiswa Indonesia malam itu adalah Refleksi Diplomasi Kampus yang mengejawantah dalam aksi. Bahwa diplomasi dan memperkenalkan Indonesia tidak melulu dilakukan oleh para diplomat di KBRI, namun juga oleh setiap dari kita yang berada di dalam maupun luar negeri. Indonesia adalah sebuah potensi. Negaranya besar dan ekonominya baik. Kekayaan alamnya nomor tiga di dunia. Pertumbuhan ekonominya disejajarkan dengan negara-negara seperti Cina dan India. Tapi kita menyadari bahwa permasalahan pembangunan kita masih berkisar di soal-soal mendasar, seperti kemiskinan, pengangguran, kesehatan, air bersih, dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, membangun Indonesia dan menyemai karakter bangsa, adalah sebuah langkah panjang yang kadang membuat frustasi bila kita tidak memiliki kebulatan tekad dan visi. Dari mana kita harus memulai? Bisa dari mana saja, asalkan dimulai, termasuk dari seni dan budaya. Dan mahasiswa Indonesia di APU, Beppu, telah membuktikannya. Selamat buat rekan-rekan mahasiswa di APU atas pertunjukan yang luar biasa. Salam. [caption id="attachment_184506" align="aligncenter" width="300" caption="Penari Saman di Indonesian Week 2010 APU / photo by JH"][/caption] [caption id="attachment_184507" align="aligncenter" width="300" caption="Aksi Band dan Tarian Penutup/ photo by JH"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H