Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendadak Lebaran di Tokyo

30 Agustus 2011   02:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_128503" align="aligncenter" width="655" caption="Usai Ied di Lapangan Sekolah Indonesia Tokyo / photo Junanto"][/caption] Pengumuman dari Japan Islamic Center semalam (29/8), mengubah rencana pelaksanaan Sholat Ied di Tokyo. Semula, sholat Ied direncanakan tanggal 31 Agustus. Namun, dengan adanya pengumuman dari Japan Islamic Center, 1 Syawal di Jepang ditetapkan 30 Agustus. Masyarakat Indonesiapun bersegera menyelenggarakan Ied pada hari ini.

Pengumuman perubahan jadwal dilakukan oleh pihak KBRI Tokyo tadi malam, baik melalui website, twitter, facebook, maupun sms dan telpon. Dan pagi tadi, masyarakat Indonesia dari beberapa penjuru kota Tokyo dan sekitarnya, berkumpul di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) untuk melaksanakan sholat Ied 1432 H.

Berlebaran jauh dari kampung halaman kadang membuat sedih masyarakat Indonesia. Suasana kekeluargaan, berkumpul bersama sanak famili, silaturahmi keluarga, hingga makanan khas Hari Raya, adalah hal-hal yang dirindukan pada Hari Raya. Berbagai kebiasaan, budaya, dan pengalaman personal tentang Ramadhan di tanah air, sama sekali tidak terlihat dan dirasakan di Jepang. Tak ada takbir, tak ada adzan, dan tak ada petasan. Siaran televisipun demikian, tak ada ceramah agama, tak ada acara religius, maupun acara hiburan yang menemani sahur.

Apalagi di Jepang ini bukan negara muslim, jadi suasananya tidak seperti lebaran di Indonesia. Kantor-kantor tetap masuk seperti biasa. Semua aktivitas di Jepang berjalan biasa. Karena Idul Fitri tahun ini jatuh di hari kerja, mereka yang bekerja tetap memiliki kewajiban untuk masuk kerja, kecuali diijinkan cuti.

[caption id="attachment_128504" align="alignleft" width="300" caption="Ceramah Ied oleh Ustadz Haidar Bagir / photo Junanto"][/caption] Untuk mengobati rasa rindu pada Hari Raya itu, masyarakat Indonesia di Jepang pun meluangkan waktu untuk berkumpul bersama saudara-saudara se-Tanah Air. Sholat Ied di SRIT menjadi ajang untuk kumpul dan mengobati kerinduan tersebut. Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII), yang merupakan organisasi masyarakat Indonesia di Jepang, juga berusaha menghidupkan Ramadan dan Ied dengan menyusun berbagai kegiatan untuk mempererat silaturahim masyarakat Indonesia.

Beberapa rekan kenshusei (pekerja magang) dari Yokohama misalnya, rela jauh-jauh datang ke SRIT sekedar ingin merasakan kebersamaan dengan bangsa setanah air. Awalnya mereka sudah minta ijin pada boss-nya untuk tidak masuk bekerja pada tanggal 31 Agustus. Namun dengan berubahnya Hari Raya, mereka mengubah jadi tanggal 30 Agustus. Meski sempat dimarahi dan ditegur karena mengubah jadwal mendadak, akhirnya mereka diperkenankan juga untuk libur lebaran pada hari ini.

Suasana sholat Ied di SRIT pada hari inipun dilakukan dengan sangat bersahaja. Takbir dan tahmid hanya dibunyikan melalui speaker di dalam ruangan, agar tidak mengganggu masyarakat Jepang yang tidak merayakan lebaran.

Sholat Ied dilakukan dalam dua sesi untuk menampung banyaknya jamaah yang datang. Kloter pertama dimulai pukul 08.30 dan kloter kedua pukul 10.00. Bertindak sebagai khatib untuk kloter pertama adalah Ustadz Haidar Bagir, Presdir Grup Mizan.Sementara untuk kloter kedua adalah Ustadz Nur Hidayat, Kepala Sekolah SRIT. Dalam khutbahnya, Haidar Bagir menyampaikan bahwa Fitrah adalah "celupan" Tuhan pada diri manusia. Dengan "celupan" tersebut, sifat Illahiah Tuhan selalu ada pada setiap manusia. Dengan sifat itu, kita mencintai sesama, menghargai umat lain, dan memelihara akhlak yang baik. Haidar berpesan bahwa puncak keber-agama-an seseorang, bukan semata di ibadahnya, tapi justru di akhlaknya.

Masyarakat Indonesia yang datang sholat Ied umumnya adalah para pelajar, kenshuse (pekerja magang), perawat Indonesia, masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang, maupun pegawai pemerintah atau profesional. Mereka datang dari berbagai wilayah di sekitar Tokyo.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. Mohon maaf setulus-tulusnya.

Salam dari Tokyo

[caption id="attachment_128506" align="aligncenter" width="614" caption="Rekan Kenshushei dari Yokohama usai Ied / photo Junanto"][/caption] [caption id="attachment_128507" align="aligncenter" width="640" caption="Petugas KBRI Tokyo membagikan snack bagi peserta Ied / photo Junanto"][/caption] [caption id="attachment_128508" align="aligncenter" width="640" caption="Berfoto usai Ied / photo Junanto"][/caption] [caption id="attachment_128509" align="aligncenter" width="409" caption="Sekolah Republik Indonesia Tokyo, Ied 1432 H / photo Junanto"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun