Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

IMF: Saatnya Asia Telah Tiba

12 Juli 2010   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_191727" align="alignleft" width="300" caption="Managing Director IMF saat konferensi pers di Daejeon / JH"][/caption] "Krisis global telah memberi peran baru pada benua Asia sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia. Kini, saatnya Asia telah tiba". Demikian disampaikan oleh Dominique Strauss-Kahn (DSK), Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) pagi ini (12/7) dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi "Asia 21: Leading The Way Forward", yang diselenggarakan oleh IMF dan Pemerintah Korea Selatan, di Daejeon, Korea Selatan. Meski Asia telah dianggap mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, beberapa permasalahan  harus diatasi agar peranan sebagai mesin pertumbuhan tersebut dapat terus berkelanjutan. Pernyataan Strauss-Kahn ini dapat dikatakan sebagai upaya IMF untuk mendekatkan diri kembali ke Asia. Setelah krisis Asia 1998, Kahn menyadari bahwa IMF melakukan beberapa kesalahan dalam kebijakannya. Untuk itu, IMF mengharapkan negara-negara di Asia dapat bekerjasama kembali dalam mendukung perekonomian global. Strauss-Kahn mengingatkan bahwa beberapa tantangan yang dihadapi oleh ekonomi Asia saat ini adalah pentingnya Asia untuk melakukan transformasi pada struktur ekonominya agar tidak sepenuhnya lagi bertumpu pada permintaan eksternal. Untuk itu, upaya memperkuat ekonomi domestik menjadi penting. Negara-negara Asia perlu melakukan perbaikan-perbaikan institusi di dalam negeri, mengembangkan social safety net, infrastruktur, dan fokus pada permasalahan-permasalahan seperti pengangguran dan kemiskinan. Penanganan berbagai hal tersebut akan menjadikan Asia dapat terus berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global. [caption id="attachment_191732" align="alignright" width="300" caption="Suasana Konferensi / JH"][/caption] Adapun langkah lainnya yang perlu dilakukan adalah memperkuat koordinasi multilateral antar otoritas di negara-negara Asia. Forum internasional seperti G-20 dapat dijadikan sarana untuk memperkuat koordinasi antara negara maju dengan Asia. Menyikapi perkembangan yang terjadi pada perekonomian global tersebut, Indonesia dihadapkan pada momentum yang tepat apabila ingin turut menjadi bagian dari mesin pertumbuhan ekonomi global. Dengan kekuatan permintaan domestik, kekayaan alam, dan perannya saat ini di kelompok negara G-20, maka Indonesia memiliki potensi besar sebagai kekuatan ekonomi masa depan. Namun, upaya melakukan pembenahan internal, khususnya di sisi infrastruktur, penguatan institusi, dan pendalaman pasar keuangan, harus segera dilakukan. Tanpa upaya tersebut, Indonesia akan ketinggalan momentum yang baik ini, dan akan terus tertinggal. Konferensi Asia 21 dibuka oleh Presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak, melalui sambutannya yang direkam di Seoul. Hadir dalam konferensi tersebut adalah beberapa menteri keuangan, gubernur bank sentral, pejabat pemerintah, akademisi, dari negara-negara anggota IMF. Demikian Junanto Herdiawan melaporkan dari Daejeon, Korea Selatan. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun