Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rasa Indonesia di Beppu, Jepang

8 Juli 2012   00:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:11 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_193022" align="aligncenter" width="614" caption="Aneka Kerupuk dan Lumpia di Beppu / junanto"][/caption]

Setiap pergi ke luar negeri, saya selalu menyempatkan diri mencari restoran Indonesia. Banyak teman berkata, “Ngapain lu udah jauh-jauh ke luar negeri cari makanan Indonesia lagi”. Saya sependapat dengan perkataan teman tersebut. Kita memang perlu mencari makanan khas dari daerah yang kita kunjungi kalau ke luar negeri. Tapi alasan saya mencari warung Indonesia di luar negeri bukan soal makanan semata.

Saya kerap penasaran ingin mengetahui mengapa ada orang yang mau mendirikan restoran Indonesia di luar negeri. Berbeda dengan Thailand yang punya program “Thai Kitchen for the World”, di mana pemerintahnya mendukung 100 persen berdirinya restoran Thailand di seluruh dunia, urusan makanan di negeri kita masih dianggap sepele. Kalau ada orang yang ingin membuka restoran Indonesia di luar negeri, hampir dipastikan dilakukan atas keinginan dan usaha sendiri.

Oleh karena itu, saya selalu tertarik mendengar cerita mereka.

Perjalanan saya ke Beppu pekan lalu memberi satu lagi pengalaman tentang warung Indonesia di luar negeri, khususnya di Jepang. Beppu adalah kota kecil yang terletak sekitar 1000 km dari Tokyo. Di kota itu, jangankan pusat keramaian, bioskop saja tidak ada.

Saya sempat bertemu dengan rekan-rekan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di sana. Mereka bilang kalau di kota itu memang tidak ada hiburan, sepi sesepi-sepinya. Alhasil kalau mau cari keramaian, mereka harus pergi dulu ke kota Oita, yang letaknya sekitar 30 km dari Beppu.

Tapi yang menarik, di kota kecil itu, ada satu warung Indonesia.

[caption id="attachment_193023" align="aligncenter" width="614" caption="Suasana Warung Indonesia di Beppu / junanto"]

1341708527461955270
1341708527461955270
[/caption]

Saya menemukan warung itu secara kebetulan. Pekan lalu, sepulang dari menyaksikan acara Indonesian Week di APU University, saya berkeliling Beppu mencari makan malam. Mencari makan di tempat yang asing tentu agak sulit dan membutuhkan kecermatan khusus.

Tiba-tiba pandangan saya terpaku pada signboard yang bertuliskan “Pulau Bali”, dalam bahasa Jepang. Nama restorannya sendiri juga tidak otentik Indonesia, melainkan nama barat yaitu “Hot Mango”.

Sebelumnya saya tidak memiliki informasi tentang adanya warung Indonesia di sana, jadi saya tentu ragu. Karena ragu dan ingin memastikan, saya masuk ke dalam warung itu.

Di dalam warung, saya disambut oleh Mas Hery, demikian ia memperkenalkan diri. Rupanya ia adalah pemilik warung itu. Dan betul, warungnya 100 persen Indonesia. Mulai dari interior yang bernuansa Bali, seperti patung Bali, sarung, leak, hingga menu yang disajikan, semua Indonesia.

Hery mengatakan bahwa ia telah membuka restoran ini sejak tujuh tahun lalu. Awalnya, Hery lulus dari APU university jurusan pariwisata. Sejak lulus, ia didorong oleh keluarganya untuk membuka restoran Indonesia di kota Beppu. Animo yang tinggi dari masyarakat Beppu terhadap Indonesia menjadi satu alasan potensi dibukanya warung Indonesia.

Tapi membuka restoran Indonesia di Jepang bukan perkara mudah, apalagi dilakukan oleh orang Indonesia. Mungkin warung miliknya hanya satu-satunya resto Indonesia di Beppu, dan mungkin di Kyushu (pulau sebelah selatan Jepang).

Bermodal keberanian dan tekad, Hery dibantu oleh seorang temannya yang warga Jepang. Teman Hery tersebut sangat mencintai Indonesia, sehingga ia membantu segala hal terkait dengan administrasi dan perijinan membuka restoran di Jepang.

Setelah dibuka, sambutan masyarakat Beppu ternyata sangat baik. Menurut Hery, ada satu pasangan Jepang yang sering berkunjung ke warungnya sejak masa pacaran. Melihat aneka masakan dan nuansa Bali di warungnya, mereka berdua langsung jatuh cinta pada Bali. Keduanya kemudian memutuskan menikah, dan memilih Bali sebagai tempat bulan madunya. Kini, mereka masih rutin mengunjungi warung itu, sebagai kenangan akan masa-masa indah tentang Bali.

Menu yang disajikan di warung “hot mango” itu juga otentik Indonesia. Hery mendatangkan sendiri satu chef dari Indonesia untuk menjaga keaslian rasa. Saya memesan nasi goreng, mie goreng, sate ayam, lumpia, dan gado-gado. Tak lupa disajikan pula aneka kerupuk dan emping.

Wah, rasanya enak sekali. Mantab dan sangat otentik Indonesia.

[caption id="attachment_193024" align="aligncenter" width="409" caption="Nasi Goreng di Beppu / junanto"]

1341708580730544266
1341708580730544266
[/caption] [caption id="attachment_193025" align="aligncenter" width="409" caption="Sate Ayam di Beppu / junanto"]
13417086361933340210
13417086361933340210
[/caption]

[caption id="attachment_193026" align="aligncenter" width="614" caption="Mie Goreng di Beppu / junanto"]

134170867710121096
134170867710121096
[/caption]

Otentisitas rasa itu didukung oleh kemudahan mendapatkan bumbu masakan di Beppu. Banyak terdapat warung Asia yang di dalamnya menjual aneka bumbu Indonesia. Hmmm, siapa menyangka, di kota jauh yang terpencil di sebelah selatan Jepang, ada satu warung Indonesia yang dibuka.

Hery mengatakan bahwa sebagai bangsa Indonesia ia bangga bisa membawa nama Indonesia di luar negeri. Bukan hanya itu, dengan warungnya, banyak orang Jepang yang kemudian jatuh cinta pada Indonesia, lalu berkunjung ke Indonesia.

Makanan ternyata bukan perkara sepele. Ia bisa memberi makna lebih dari sekedar sebuah sajian. Diplomasi kuliner dari Mas Hery di Beppu, perlu kita acungi jempol.

Salam makanan Indonesia.

[caption id="attachment_193027" align="aligncenter" width="614" caption="Bersama mas Hery, pemilik warung Indonesia di Beppu"]

13417087191248685681
13417087191248685681
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun