[caption id="attachment_153051" align="aligncenter" width="614" caption="Irwan Djamaluddin, pesepeda Indonesia keliling Jepang / photo Junanto"][/caption]
Mungkin banyak yang menyebut Irwan Djamaluddin (53) orang gila, atau nekat.Di malam tahun baru 2012, Irwan akan memulai petualangan barunya, yaitu menaiki sepeda dari Tokyo ke Kagoshima, yang terletak di wilayah paling selatan Jepang. Petualangan tersebut akan menempuh jarak sekitar 1500 kilometer.
Saya bertemu dengan Irwan Djamaluddin tadi malam, dalam acara syukuran tahun baru di gedung KBRI Tokyo. Keberangkatan Irwan dilepas oleh Wakil Dubes RI untuk Jepang, Ardi Hermawan, beserta seluruh masyarakat Indonesia dan Jepang yang hadir malam itu.
Masalah jarak mungkin bukan persoalan utama dalam perjalanan bersepeda Irwan. Hal yang mengkhawatirkan banyak kalangan adalah soal cuaca yang ekstrim. Bulan Januari adalah puncak musim dingin di Jepang dengan suhu rata-rata di kisaran nol derajat. Di beberapa titik, bahkan suhunya sudah berada di bawah nol derajat Celcius.
Selain suhu, rute yang akan dilalui oleh Irwan juga tidak ringan. Perjalanan menuju Kagoshima akan melalui wilayah Hakone, di sekitar Gunung Fuji, yang menanjak dan bersalju. Persiapan tentu bukan hanya soal fisik dan stamina, tapi juga mental dalam menghadapi cuaca ekstrim yang dingin dan bersalju.
Perlengkapan yang dibawa oleh Irwan bukan seperti pesepeda profesional, namun hanya perlengkapan seadanya. Ia mengatakan bahwa modal keteguhan hati dan semangat akan mengalahkan segalanya. Irwan, saya lihat hanya membawa satu set sleeping bag, makanan sekedarnya, pakaian, dan telepon genggam yang dilengkapi dengan GPS, untuk memberitahu di mana lokasinya berada.
Sepeda yang akan digunakan oleh Irwan juga bukan sepeda balap profesional, melainkan sepeda jenis “Mama-Chari” atau Mama Chariot, sejenis sepeda yang populer di Jepang untuk digunakan para ibu rumah tangga mengantar anak sekolah ataupun berbelanja. Sepeda ini banyak sekali terlihat di Jepang. Dilihat dari segi kekuatan, sepeda Mama Chari ini memang merupakan jenis sepeda yang kuat di Jepang.
[caption id="attachment_153052" align="alignleft" width="300" caption="Bendera Indonesia dan Jepang di Sepeda Irwan / photo Junanto"]
Tujuan lainnya bagi Irwan adalah juga karena ia ingin menunjukkan kecintaannya pada kebesaran Tuhan, lingkungan, alam, dan juga budaya Jepang. Beberapa tahun lalu, Irwan pernah tinggal dan bersekolah di Jepang. Saat ini ia kembali tinggal di Jepang untuk mendampingi istrinya yang sedang menempuh studi S-3 di salah satu universitas.
Selama tinggal di Jepang, Irwan sangat mengagumi budaya Jepang. Ia kagum dengan ketekunan, kedisiplinan, bahkan ketabahan mereka saat menghadapi bencana tsunami lalu. Mengapa budaya yang baik itu bisa tumbuh dan muncul, menurut Irwan adalah karena orang Jepang selalu berusaha menyelaraskan kehidupannya dengan alam dan lingkungan.
Oleh karena itulah, salah satu cara untuk menyelami lahirnya budaya Jepang adalah juga dengan membaca dan memahami alam Jepang. Dari pemahaman akan alam dan cuaca, budaya suatu bangsa dapat tumbuh dan berkembang.
Target Irwan dalam menyelesaikan jarak Tokyo-Kagoshima adalah sekitar dua bulan. Jadi, di bulan Februari 2012 nanti, Irwan berharap bisa tiba di Kagoshima. Apabila petualangan ini berhasil dan sukses, di bulan Maret 2012, Irwan merencanakan perjalanan ke wilayah utara Jepang, termasuk ke daerah bencana untuk memperingati satu tahun bencana tsunami.
Perjalanan Irwan dapat dilihat di website yang dibuat oleh seorang Jepang yang mendukung perjalanan Irwan, di link http://tabimeshi.com/meshi. Ishii-san, orang Jepang yang memberi dukungan tersebut, mengatakan bahwa sebagai orang Jepang ia tersentuh melihat tekad Irwan tersebut. Apalagi tekad Irwan itu ditujukan untuk mempererat hubungan baik antara kedua negara. Ishii-san juga terharu dengan kecintaan Irwan pada budaya Jepang.
Selain Ishii-san, semalam beberapa orang Jepang yang bersimpati pada Indonesia dan perjuangan Irwan, tampak hadir di acara pelepasannya. Masaki-san misalnya, merasa terharu dengan semangat Irwan. Namun, dalam hatinya sendiri ada keraguan, mampukah Irwan menyelesaikan misinya. Menurut Masaki-san, orang Jepang saja belum tentu mau melakukan apa yang Irwan lakukan. Masaki-san mengatakan, “Muri-ne…Muri”, yang artinya “impossible”, “tak mungkin” untuk menaiki sepeda sejauh itu di cuaca yang ekstrim.
Tapi tekad Irwan Djamaluddin sudah buat. Tentunya, langkah ke depan masih berat bagi Irwan. Kita semua berharap dan berdoa agar perjalanan Irwan sukses, dan ia diberi kekuatan menyelesaikan petualangannya dengan baik.
Semoga Sukses! … Gambatte Kudasai !
[caption id="attachment_153053" align="aligncenter" width="640" caption="Irwan, bersama Wakil Dubes RI untuk Jepang (kiri) dan Ishii-san (kanan)/ photo Junanto"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H