[caption id="attachment_121774" align="aligncenter" width="640" caption="Festival Indonesia di Yoyogi Park, Tokyo / photo Junanto"][/caption] Rasa bangga menjadi orang Indonesia kerap lebih terasa apabila kita sedang berada di luar negeri. Memandang Indonesia dari jauh memang lebih membangkitkan semangat kebersamaan sebagai bangsa. Dan rasa itulah yang menyelimuti perasaan masyarakat Indonesia, saat berkumpul pada Festival Indonesia, di Yoyogi Park, Tokyo, tanggal 9 dan 10 Juli 2011. Kebanggaan menjadi Indonesia itu juga muncul karena selama dua hari, lapangan Yoyogi seolah berubah menjadi lautan Indonesia. Warga Indonesia, baik pejabat KBRI, BUMN, pelajar, pekerja Indonesia, ataupun masyarakat Indonesia lainnya di Jepang, tumpah ruah berkumpul bersama menjalin semangat keindonesiaan. Mereka membaur dengan masyarakat Jepang yang juga hadir karena ingin merasakan suasana Indonesia yang penuh keramahan dan dinamika. Hal menarik dari Festival Indonesia 2011, yang diselenggarakan oleh KBRI Tokyo tersebut adalah karena festival dilakukan tak lama setelah bencana gempa bumi dan tsunami menimpa Jepang pada bulan Maret lalu. Oleh karena itu, festival kali ini memiliki tema khusus, yaitu kepedulian dan keprihatinan Indonesia pada korban bencana di Jepang. [caption id="attachment_118982" align="alignleft" width="300" caption="Dubes RI untuk Jepang, M Lutfi, membuka Festival / photo Junanto"]
[/caption] Dalam pembukaan festival, Duta Besar RI untuk Jepang, Muhammad Lutfi, mengatakan bahwa Festival Indonesia bertujuan untuk mempererat persahabatan antara Jepang dan Indonesia. Khusus tahun ini, Dubes mengatakan bahwa Festival Indonesia dipersembahkan bagi masyarakat Jepang, khususnya para korban bencana. Aneka atraksi dan sajian dalam festival kali ini juga ditujukan sebagai penghiburan bagi masyarakat Jepang. Wujud kepedulian itu juga disampaikan dalam bentuk sumbangan masyarakat Indonesia pada korban bencana Jepang. Pihak Garuda Indonesia, yang diwakili oleh Faik Fahmi, Senior GM Garuda Indonesia di Tokyo, menyampaikan sumbangan dari program “Gambaro Nippon” dan diterima oleh yayasan Ashinaga yang bergerak di bidang kemanusiaan di Jepang. Perhatian masyarakat Indonesia pada korban bencana alam di Jepang memang telah menyentuh perasaan warga Jepang. Banyak warga Jepang yang terharu melihat perhatian Indonesia pada mereka. Apalagi, Presiden RI menyempatkan hadir ke wilayah gempa beberapa pekan lalu. Jepang, semakin menyadari bahwa Indonesia adalah sahabat mereka, bukan hanya di kala senang, tapi juga di kala bencana. [caption id="attachment_118983" align="alignright" width="300" caption="Para undangan menerima persembahan / photo JH"]
[/caption] Di antara para undangan, hadir pula Walikota Kesennuma, Sugawara-san, yang wilayahnya merupakan salah satu daerah terparah terkena Tsunami. Sugawara-san mengatakan bahwa hubungan Kesennuma dengan Indonesia sangatlah erat. Biasanya, setiap bulan Agustus, Kesennuma menyelenggarakan festival khusus untuk orang Indonesia. Hal ini karena banyaknya warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Kesennuma, sebagai nelayan dan anak buah kapal. Indonesia telah dianggap sebagai bagian dari masyarakat Kesennuma. Namun tahun ini, nampaknya festival itu tak mungkin diselenggarakan karena kini kami tak punya apa-apa lagi, ucap Sugawara-san sambil menerawang. Selain Sugawara-san, turut hadir pula Walikota Shinagawa, dan beberapa anggota Parlemen Jepang. Festival kali ini mendapat kehormatan juga karena ikut dibuka oleh Mrs. Fukuda, istri dari mantan PM Jepang Yasuo Fukuda, yang kini menjabat sebagai ketua Asosiasi Jepang Indonesia (JAPINDO). Di Festival Indonesia 2011, aneka ragam kerajinan dan makanan Indonesia ditampilkan dengan menarik. Variasi sajian makanan Indonesia tersebar pada lebih dari dua puluh stand makanan. Hampir seluruh restoran Indonesia yang berada di kota Tokyo ikut berpartisipasi dalam Festival Indonesia ini. Mulai dari nasi goreng, sate ayam, soto padang, mie bakso, rendang, tempe mendoan, hingga lawar bali tersedia di sini. Masyarakat Jepang memang terkenal menggemari berbagai masakan Indonesia. Merekapun terlihat mengantri aneka hidangan yang tersedia di sana. Perwakilan BUMN di Jepang, seperti BNI 46 dan Garuda Indonesia juga menyediakan stand untuk melayani masyarakat Indonesia maupun Jepang yang ingin bertransaksi perbankan, maupun berwisata ke Indonesia. Kedua stand tersebut penuh sesak oleh pengunjung yang ingin mendapatkan informasi. [caption id="attachment_118984" align="alignleft" width="300" caption="The Changcutters Menghibur Tokyo / photo Junanto"]
[/caption] Di bidang kesenian, Festival Indonesia 2011 juga menampilkan aneka ragam kesenian Indonesia, yang dibawakan antara lain oleh ISI Padang Panjang, delegasi seni dari Pemda Karangasem, pelajar Indonesia dari Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), grup band Jepang Hiroaki Sato, serta atraksi angklung oleh masyarakat Indonesia dan Jepang. Sebagai puncak acara, hadir penyanyi pop Indonesia, Rio Febrian, dan Grup Band The Changcutters. Keduanya mampu menggetarkan lapangan Yoyogi yang tumpah ruah oleh masyarakat Indonesia dan Jepang. Rushworth Kidder pernah mengatakan bahwa diplomasi politik dan ekonomi kerap memiliki perbedaan kepentingan antara dua negara. Namun diplomasi di bidang budaya sifatnya lebih “soft” dan mampu diterima oleh negara manapun. Festival Kesenian, Makanan, dan Kebudayaan adalah salah satu contoh upaya diplomasi budaya untuk mempererat persahabatan antar dua negara. Dan di Festival Indonesia 2011 kemarin, Indonesia kembali hadir menampilkan keindahan dan keramahannya. Salam damai dari Tokyo.
PS. Terlampir sekedar berbagi beberapa gambar dari Festival Indonesia 2011, Yoyogi Park, Tokyo: [caption id="attachment_118986" align="aligncenter" width="640" caption="Gadis-gadis Jepang berbusana batik di depan stand BNI 46 Tokyo/ photo JH"]
[/caption] [caption id="attachment_118987" align="aligncenter" width="640" caption="Sate Ayam di Yoyogi / Photo Junanto"]
[/caption] [caption id="attachment_118988" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu stand Restoran Indonesia di Tokyo / photo Junanto"]
[/caption] [caption id="attachment_118989" align="aligncenter" width="640" caption="Masaki-san, pemilik Resto Cabe di depan Stand-nya / photo Junanto"]
[/caption] [caption id="attachment_118990" align="aligncenter" width="640" caption="Ciri khas Festival Indonesia, Musholla. Agar tetap bisa sholat / photo Junanto"]
[/caption] [caption id="attachment_118991" align="aligncenter" width="640" caption="Bobotoh Persib di Festival Indonesia Yoyogi, Jepang / photo Junanto"]
[/caption] [caption id="attachment_118992" align="aligncenter" width="640" caption="Orang Utan jadi atraksi menarik bagi Orang Jepang / photo Junanto"]
[/caption] [caption id="attachment_118993" align="aligncenter" width="640" caption="Ciri khas Jepang, buang sampah sesuai jenisnya / photo Junanto"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya