Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjadi Komunis yang "Gaul": 90 tahun CPC

30 Juni 2011   23:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_117358" align="aligncenter" width="600" caption="Partai Komunis Cina di 90 tahunnya / photo: chinadaily"][/caption]
Partai politik apa yang saat ini paling besar, paling tua, dan paling banyak anggotanya di dunia? Jawabnya tentu bukan Partai Golkar atau Partai Demokrat, tapi Partai Komunis Cina (Communist Party of China). Dan hari ini, 1 Juli 2011, Partai Komunis Cina (CPC) merayakan ulang tahunnya yang ke-90. Sebuah kurun yang panjang bagi sebuah partai.

Dalam beberapa kali perjalanan saya ke Cina, untuk bertemu dan berdiskusi dengan beberapa pejabat pemerintahan Cina, saya menangkap aura yang kharismatik dari CPC dalam pembangunan negeri tersebut. Salah seorang kawan dekat saya yang bekerja di lembaga pemerintah Cina mengatakan bahwa kunci dari pembangunan Cina adalah inovasi yang terus menerus dari CPC sehingga senantiasa tanggap dengan perubahan zaman.

Perjalanan CPC adalah perjalanan bangsa Cina. Naik turunnya partai tersebut adalah juga naik turunnya wajah Cina. Oleh karenanya, mencermati CPC menjadi penting, karena masa depan CPC adalah juga masa depan Cina. Bagi negara seperti Indonesia, Cina adalah faktor penting yang harus dicermati. Meski perdagangan kita dengan Cina belum terlalu signifikan, dinamika ekonomi Cina ke depan akan sangat memengaruhi perekonomian global.

Lalu apa yang membuat CPC mampu bertahan hingga 90 tahun? Kemampuannya untuk beradaptasi dengan zaman adalah kuncinya. Saat pemerintahan komunis di berbagai negara, seperti Uni Soviet dan Jerman Timur, runtuh di awal tahun 90-an, komunis Cina segera melakukan pembenahan internal. Mereka melakukan evolusi yang luar biasa dan mencari peran baru bagi komunisme dalam kanvas kapitalisme perekonomian global.

Dunia kemudian mengenal kata “Capitalism With Chinese Character”. Repelita Cina ke-11 yang semangatnya dimulai di awal 80-an mencoba melakukan transisi, dari ekonomi yang tersentralisir, menjadi ekonomi pasar yang sosialis. Dan kebijakan itu mampu membangun infrastruktur ekonomi serta mengubah wajah Cina.

Mungkin saat Karl Marx mengeluarkan gagasan tentang komunisme bertahun-tahun lalu, ia tak berpikir bahwa komunisme mampu berevolusi sedemikan rupa hingga seperti sekarang. Gagasan revolusi kaum proletar dari Marx baru menjadi kenyataan setelah Vladimir Lenin melakukan inovasi. Bagi Lenin, gagasan Marx tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kendaraan. Iapun mendirikan Partai Komunis dan Communist International.

Mao Zedong kemudian memimpin revolusi komunis di Cina, sebuah masyarakat agraris yang penuh problema karena bertahun-tahun di bawah cengkeraman kapitalisme Eropa dan Jepang. Deng Xiaoping kemudian meneruskan cita-cita Mao dengan membuka Cina pada dunia luar dan menjadi ekonomi pasar sosialis.

Jiang Zemin terus mengawal pembangunan Cina. Iapun menyaksikan bagaimana pengembalian Hong Kong dan Macau ke pelukan Cina dilakukan secara mulus. Paradigma “Satu Negara, Dua Sistem” adalah sebuah inovasi yang mampu menghindari gejolak sosial dan politik di Cina.

Presiden Cina saat ini, Hu Jintao, kemudian membawa Cina menjadi negara yang lebih terbuka, dengan berperan serta di berbagai fora internasional. Hu Jintao juga menjadikan Cina lebih transparan dan memberikan hak yang lebih pada warga negara Cina. Kepemilikan kendaraan bermotor dan properti di Cina menjadi contoh dari kebijakan Presiden Hu.

Para pemimpin di Cina dari masa ke masa senantiasa mengawal dan meneruskan cita-cita pemimpin sebelumnya. Bukan menghapus, atapun bertentangan. Mereka juga tidak melakukan pembersihan besar-besaran terhadap orang-orang dari pemimpin sebelumnya. Kesinambungan menjadi kata kunci bagi pembangunan di Cina.

Dengan berbagai penyesuaian yang dilakukan sepanjang zaman dan saling mengawal tadi, Cina telah berubah menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Saat ini, Cina adalah negeri peng-ekspor terbesar dan peng-impor terbesar kedua dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) Cina mencapai 39,8 triliun Yuan di tahun 2010, meningkat lebih dari seratus kali PDB-nya di tahun 1978, yang hanya 364 miliar Yuan. Hal ini menunjukkan bahwa Cina tumbuh rata-rata 10% setiap tahun.

[caption id="attachment_117359" align="alignleft" width="300" caption="Bersama rekan pejabat lembaga pemerintah Cina, Juni 2011"]

13094747831989988573
13094747831989988573
[/caption] Pendapatan per kapita Cina telah mencapai 4000 dolar AS, yang menempatkan Cina pada kelompok negara berpenghasilan menengah. Meski angka ini masih jauh dibandingkan Jepang, lompatan yang terjadi di Cina tak bisa dianggap remeh. Pertumbuhan ekonomi Cina juga diiringi dengan perbaikan taraf hidup masyarakatnya. Lebih dari 500 juta warga Cina mampu diangkat keluar dari garis kemiskinan karena program pembangunan yang ditujukan pada perbaikan taraf hidup.

Namun di sisi lain, kita tak dapat menutup mata bahwa Cina masih menyimpan banyak masalah. Kesenjangan pendapatan yang tinggi, pengangguran yang mulai meningkat, masyarakatnya yang menua, dan ketidakpuasan di kalangan anak muda, menjadi kegelisahan yang perlu ditangani segera oleh CPC.

Berita yang kerap ditutupi di media massa adalah demonstrasi dan pengeboman yang terjadi di berbagai kota akibat ketidakpuasan warga Cina. Tingkat korupsi pejabat lokal juga menjadi pemicu munculnya berbagai demonstrasi tersebut.

Pihak CPC tentu sangat sadar dengan munculnya berbagai masalah tadi. Di ulang tahunnya yang ke-90, mereka kini dihadapi oleh tantangan Cina yang baru. Dan seberapa jauh mereka bisa mengatasi tantangan tersebut, menjadi kunci masa depan Cina.

Saat saya tanya rekan saya, apakah masa depan Cina masih bergantung pada CPC, atau memilih demokrasi seperti di Indonesia? Ia mengatakan bahwa setiap negara punya karakter sendiri, dan kita tidak bisa sekedar ikut-ikutan gelombang yang terjadi di negara lain.

Menurutnya, hanya sosialisme yang dapat mengawal perekonomian Cina saat ini. Dan kemampuan CPC untuk melakukan reformasi, beradaptasi dengan zaman, serta membuka diri pada dunia luar, menjadi kunci masa depan Cina. Kemampuan pemimpin negara untuk meneruskan cita-cita pemimpin sebelumnya juga menjadi kunci kesinambungan pembangunan.

Saya setuju dengan rekan saya tadi, setiap negara memang punya karakter sendiri, punya kearifan lokal. Dan bagi Cina, partai komunis adalah jawaban saat ini. Semoga kita bisa belajar dari konsep pembangunan berkesinambungan yang dilakukan Cina.

Selamat ulang tahun Partai Komunis Cina. Salam.

Referensi: The Economist, Time, China Daily, Japan Times, dan Diskusi dengan beberapa pejabat Cina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun