Assalamualakkum sahabat, saudara, lenga,  semeton senamian, eh itu kok pakai bahasa daerah  ya wkwkw..
Oh iya kira-kira kalau 3 adat, ras, tradisi dan kebudayaan di satu desa bisa akur tidak ya? Dan juga beda agama apakah bisa?
Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit saja tentang desa tempat saya lahir..!
Nama desanya adalah desa kadindi yang di mana desa tersebut di sebut kadindi karena memiliki arti penyesalan jadi desa kadindi adalah desa penyesalan. Kok bisa ya? Dapat bahasa dari mana? Hehe
Kadindi berasal dari bahasa lombok yang di mana "kadin" dalam bahasa indinesia yang berarti coba aja dan "dih" berarti ya dan apabila di sambung menjadi coba aja ya! Itu sebuah ucapan penyesalan sehingga orang menyebutnya desa kadindi.
Di sebut sebagai desa penyesalan bukan karena yang tinggal di sini menyesal semua tetapi orang lombok pada masa dulu yang hijrah atau pindah ke desa tersebut tidak betah karena masih hutan oleh karena itu mereka kembali ke kampung halamannya.Â
Akan tetapi tentunya ada salah seorang dari mereka yang menetap di sini dan membangun desa ini sehingga menjadi desa yang subur dan makmur. Beliau kami sering sebut dengan Datuk Anggrat. Datuk Anggrat adalah orang yang membangun desa kadindi ini. Sehingga beliau sangat terkenal di masyarakat.Â
Menurut pendapat dari masyarakat yang viral Datuk anggrat semasa hidupnya apabila ingin berkelana dan berpergian menggunakan naga. Mungkin anak zaman sekarang tidak percaya tapi dulu waktu kecil karena rumah datok anggrat dekat dengan rumah maka aku dan taman- teman sering bermain ke tempat rumah peninggalannya.Â
Dan benar ternyata di dalam rumah Datuk Anggrat  terdapat ruangan khusus yang di mana ruangan tersebut adalah ruangan naga yang memiliki lubang yang sangat dalam dan apabila kita berdiri di atas kamar tersebut maka akan terdengar suara bergema ketika menginjak lantainya.
Mungkin itu aja sih cerita singkatnya tentang desaku.
Di kadindi terdapat tiga suku yaitu suku sasak  (lombok), suku mbojo (bima) dan suku sumbawa. Sehingga terkenal dan sering di sebut dengan sasambo. Tentunya kalau kita hidup disini kita akan sangat terpukau dengan tradisi dan kebudayaannya.Â