Pada hakikatnya, mengemas sebuah kisah tentang kehidupan tanpa cinta akan tetap mengalir seperti air dari hulu ke hilir. Namun, citarasanya kurang begitu menyentuh karena eksistensi kehidupan manusia memang tidak mungkin lepas dari perang perasaan yang bisa muncul atau tumbuh tanpa memandang tempat dan waktu. Hal semacam ini yang tak bisa dihindari oleh Rosyid dan tentunya oleh para penulis lain. Kisah tentang cinta akan menjadi bagian dari ritme kehidupan umat manusia, hal semacam ini yang tak bisa kita hindari dalam banyak karya, baik berupa novel atau cerita pendek.
Kota Ampenan di Lombok secara tak langsung ingin disulam kembali oleh Rosyid agar menjadi kota yang tetap permai dan bisa dinikmati sebagaimana keadaan sebelumnya. Dia berusaha memanfaatkan benang rajutan cinta dalam dunia literasi dan bahkan cinta yang berupa perasaan digunakan untuk menganyam Ampenan agar memiliki warna yang menyala seperti sedia kala.
Setidaknya, buku ini mengajak pembaca untuk mengenal Ampenan di Lombok dengan keadaan masyarakat di sana sebagaimana digambarkan oleh Rosyid. Terhadap kecintaan pada literasi oleh sebagian orang, kesempatan itu itu dijadikan media untuk mengajak masyarakat dan pemuda di sana agar melek aksara, mau membaca, dan ikut memajukan kembali kota Ampenan dengan gerakan literasi.
Judul        : Gerimis di Atas Kertas
Penulis       : A.S. Rosyid
Penerbit      : Basabasi
Cetakan      : I, September 2017
Tebal        : 200 hlm.; 14 x 20 cm
ISBN Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-6651-30-3
Peresensi     : Junaidi Khab*
* Peresensi adalah Akademisi dan Pecinta Baca Buku asal Sumenep, lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya. Bergiat di Klubbuku Basabasi Yogyakarta.