Mohon tunggu...
Junaidi Mamuntu
Junaidi Mamuntu Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Buku, Kopi, Musik dan Jejak Langkah

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsumsi dan Konsumerisme

23 Desember 2023   20:34 Diperbarui: 23 Desember 2023   20:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Konsumsi dan Konsumerisme Konsumsi dan Konsumerisme dua konsep yang sama-sama termasuk pola pikir atau aktivitas penggunaan barang dan jasa tetapi berbeda secara substantif. 

Konsumsi itu artinya orang membeli produk [barang/jasa] karena produk itu mempunyai nilai [nilai tukar dan nilai guna]. Nilai manfaat, khasiat atau kualitas baik secara objektif atau selera subjektif konsumen. Konsumerisme itu artinya orang membeli produk [barang/jasa] bukan karena nilai guna tapi karena gaya hidup, tradisi glamour, ingin dianggap tidak ketinggalan zaman. Artinya Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk tetapi membeli citra sosial, substansi konsumsi telah berubah menjadi konsumeris. Slogan konsumeris adalah "aku berbelanja maka aku ada, atau aku berbelanja maka aku ingin dianggap elit". 

Konsumerisme mempunyai kaitan dengan globalisasi. Globalisasi dan media massa mempunyai peran sentral pada masyarakat modern dalam mendorong masyarakat konsumeris. Dahulu orang mengenal hedonisme sekarang gejala itu disebut konsumerisme (neo-hedonisme). 

Globalisasi menciptakan budaya massa dan budaya massa menciptakan konsumerisme. Konsumeris tidak dapat membedakan antara kebutuhan atau keinginan. Antara daya beli untuk konsumsi pemuasan kebutuhan dan daya beli untuk konsumsi pemuasan keinginan. 

Dalam kultur konsumerisme yang terjadi bukan konsumsi tapi pemborosan dan pemubaziran pendapatan. Konsumeris tidak dapat membuat skala prioritas untuk menentukan berdasarkan kebutuhan yang paling mendesak dan paling tepat. Semua tanda [sign] itu diproduksi lewat medsos atau media massa. 

Dalam doktrin & pemikiran islam---konsumsi sebagai pertimbangan kesehatan dan maslahat---konsumsi yang ideal adalah konsumsi yang bersifat 'pertengahan' artinya tidak dianjurkan menggunakan harta benda untuk konsumsi secara boros dan tidak dianjurkan menggunakan harta benda secara kikir. 

Konsumerisme itu merugikan, konsumsi itu menguntungkan. Dampak konsumerisme membuat orang kurang produktif, boros, dan kurang keinginan untuk maju dalam segala aspek kehidupan. 

Jadi simpelnya konsumsi merupakan kegiatan ekonomi membeli produk berdasarkan pertimbangan akal sehat. Konsumerisme sebaliknya, kegiatan ekonomi membeli produk yang tidak didasarkan pada pertimbangan akal sehat. Sebagai orang merdeka, Konsumsi atau konsumerisme adalah hak setiap konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun