Sepiring nasi, ikan, sayur mungkin tersaji saat makan. Siapa yang menyantapnya dengan lahap bahkan khusyuk. hehe.
Tak ada organisme yang tak pernah makan, terlepas dari apa makanannya, tentunya saya sendiri belum bisa memproduksinya sendiri, bahwa saya dan kaum jelata lainya masih membelinya.
Diatas itu jenis makanan yang umum disantap ditanah air. Sebelum makan, selain bersyukur dengan berdoa, pernakah bertanya dalam benak.
Darimanakah Asal usul Nasi? Nasi dibeli dari beras yang dijual seorang pedagang entah diwarung, supermarket, toko, tapi jelas tidak dari bengkel. Hehe.Â
Darimana seorang pedagang itu memperoleh beras? Ya tentu, dari petani didesa-desa yang memproduksi padi, yang menanam padi, dari sawah yang cara produksinya masih tradisional, atau yang sudah modern.Â
Iya nasi yang disantap kemarin, sekarang, esok ialah nasi yang telah melewati berbagai tangan (past labour), hingga sampai ke perut.Â
Seorang petani padi bagaimana bisa memproduksi beras? Seorang petani jelas bekerja, ia menanam bibit padi, menggarap ladang, menjemur beras, sampai bisa jadi beras butuh proses yang kira-kira tidak cepat, baru ia jual ke pasar. Itulah seorang petani.
Ikan, darimana asal usul ikan? Kalau dibeli dari warung, ya dari si penjual itu, kalau dibeli dari pasar ya dari pedagang dipasar itu. Tapi darimana seorang penjual dan atau pedagang di pasar itu mendapatkan ikan, mungkin tangan kedua, atau tangan ketiga, tangan pertamanya adalah tangan seorang nelayan yang ahli menangkap ikan. Seorang nelayan melaut ada yang satu hari, satu minggu dilaut, atau bahkan ada yang berbulan-bulan. Dengan pengetahuan, skill, dan alat pencari ikan.
Darimana mendapatkan sayur sebagai hidangan saat makan? Ya dari pasar, dari seorang pedagang di pasar sayur. Entah itu sayur bayam, paku, sayur kangkung, sayur kol, sayur laksa, didapatkan dari pasar. Darimana seorang pedagang sayur di pasar sayur mendapatkan sayur? tentu dari seorang petani sayur di desa atau kebun, seorang petani sayur mendapatkan sayur dari bibit yang ia tanam diatas tanah, dengan pupuk atau tidak, sampai datang masa panen.
Singkatnya. Nasi, Ikan, Sayur yang dimakan kemarin, hari ini, dan esok tidak datang tiba-tiba melainkan melalui tangan-tangan dan keringat orang-orang yang luar biasa. Teringat kata Pram, Wahai tuan-puan! 'Berterimakasihlah kepada setiap yang memberi kehidupan'.Â
Konsumen membelinya dengan alat tukar uang. Apakah uang yang dikategorikan sebagai harga (nilai tukar) setara, seukur, atau senilai dengan (nilai kerja) yang dikeluarkan untuk menghasilkan nasi dan ikan atau sayur? Itu salahsatu soal yang diperdebatkan---Teori Nilai---dalam ilmu ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H