Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ada Apa dengan Menyapu dan Mengepel?

19 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:07 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design pribadi (use canva)

Sampah plastik yang berserakan atau tumpahan makanan di dalam rumah akan mengundang serangga apabila tidak dibersihkan. Bisa saja ada lalat berdatangan yang membawa bibit penyakit. Mungkin juga kecoa yang ikut mengotori perabot rumah. Bahkan semut-semut kecil akan berdatangan memenuhi rumah dan menggigit kulit kita.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan tempat tinggal merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Kita pasti tidak mau sakit hanya karena tidak menjaga kebersihan tempat tinggal. Kita pasti merasa tidak nyaman apabila tidur di kamar yang dipenuhi sampah makanan. Keluarga dan saudara pasti menjadi tidak nyaman untuk berkunjung apabila lantai rumah penuh dengan debu. 

Hal paling mudah untuk membersihkan tempat tinggal adalah dengan menyapu dan mengepel laintainya. Bagi anak kosan yang jarang masak di kamar bisa saja membersihkan lantainya sehari sekali, bisa juga sesuai kebutuhan dan tingkat kerajinan masing-masing.

Kalau waktu dulu saya ngekos, setiap pagi dan sore wajib menyapu dan mengepel lantai kamar. Hal ini dikarenakan kosan saya hanya satu ruangan. Jadi, tempat tidur dan tempat masak berdekatan. Oleh sebab itu, setelah selesai masak, lantai harus segera dibersihkan. Karena tumpahan minyak dan gula akan mengundang serangga datang. Saya pun tidak mau gatal-gatal hanya karena tidak menjaga kebersihan.

Tapi, ada apa dengan menyapu dan mengepel? Apakah itu merupakan kegiatan yang istimewa?

Menyapu dan mengepel bukan lagi kegiatan yang istimewa. Bahkan setiap orang bisa melakukannya. Ketika kemarin sedang menyapu dan mengepel rumah, saya menjadi teringat sesuatu.

Ketika kita sedang menyapu, maka lantai yang bersih kita pijak. Kenapa tidak lantai kotor yang kita pijak? Selama ini saya pun melihat orang-orang yang menyapu begitu, jadi mereka terus maju untuk membersihkan area yang kotor.

Setelah merenung, saya mendapatkan sebuah pencerahan. Saat menyapu lantai, sebenarnya kita sedang berusaha untuk menyingkirkan hal-hal buruk dalam hidup. Misalnya kemarahan, iri hati, kesombongan, suka mendengki, dan serakah terhadap banyak hal. Kalau sifat-sifat buruk itu dibiarkan dan tidak dibersihkan maka kan menjadi bumerang untuk kita di kemudian hari. Oleh karena itu, kotoran harus disapu dan kita segera berpijak di tempat yang bersih agar tidak terkotori kembali oleh sifat-sifat buruk.

Sedangkan ketika mengepel, maka lantai kering yang kita pijak. Kita bergerak mundur ketika mengepel supaya lantai di depan yang sudah bersih tidak terkotori lagi. Ketika sifat lemah lembut, baik hati, senang menolong, jujur, rendah hati, dan dermawan sudah dimunculkan, sebaiknya tidak diinjak-injak lagi dengan sifat buruk kita. Biarkan air mengering dengan sendirinya supaya lantai semakin mengkilap. Sama seperti perbuatan buruk yang harus terus dibersihkan supaya perbuatan baik saja yang terus eksis.

Dengan demikian, kita harus membersihkan sifat buruk dalam diri supaya sifat-sifat baik terus muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun