Sebagai orang yang normal, sudah barang tentu  akan menginginkan kehadiran buah hati  (anak) setelah melakukan pernikahan. Begitu juga jutaan orang tua, akan menantikan kehadiran seorang cucu setelah menikahkan anaknya. Kehadiran seorang anak, akan menambah kebahagiaan yang luar biasa dalam sebuah keluarga. Kehadiran cucu, bagi kakek neneknya akan tambah mempererat hubungan kekerabatan antara empat keluarga besar, dari pihak kakek maupun pihak nenek. Ditambah fakta dilapangan bahwa, dengan dilahirkan seorang anak membuktikan kepada dunia tentang kejantanan orang tuanya.
Sehingga, begitu ada selebgram ynag mengungkapkan dirinya dengan sang suami memutuskan untuk tidak memiliki anak dengan tegas saya katakan,"  saya  tidak sependapat dengannya". Apapun alasannya saya tidak sependapat saja titik. Tetapi menurut saya, tidak perlu dipanjang kali lebar kali tinggikan polemik ini. Biarlah fenomena ini, menjadi pelajaran bagi para remaja putra dan putri yang akan mengarungi mahligai rumah tangga. Ada suka dan dukanya jelas ada, tetapi memutuskan untuk child free bukan sebuah solusi terbaik.
Menurut pendapat saya, sebagai orang awam yang memandang sebuah pernikahan adalah sebuah ibadah sosial, yang syarat ikatan yang erat atas nama cinta suci  dan silaturahmi dua keluarga besar, maka kehadiran anak di sini semakin merekatkan ikatan silaturahmi tersebut.  Bahkan sebagaimana yang sudah umum berlangsung di masayarakat kampung saya, kehadiran anak akan menyatukan juga persaudaraan antar kampung.
Selanjutnya saya akan menyampaikan 5 alasan mengapa sebuah keluarga perlu memiliki buah hati.
1. Â Â Anak Sebagai Penerus Trah/Keturuanan.
    Menjadi kebanggaan tersendiri bagi sebuah keluarga yang memiliki keturunan (anak). Anak adalah generasi penerus keturunan/trah tertentu yang harapannya akan meneruskan cita-cita keluarga besarnya dan akan mengharumkan nama baik keluaga besarnya. Dalam ajaran agama Islam pun tentang ajaran memperbanyak keturuan demi melanjutkan cita-cita perjuangan Islam. Demikian pula dalam wawasan kebangsaan bahwa anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, yang akan meneruskan cita-cita perjuangan pahlawan kemerdekaan RI.
2. Â Bahwa Anak Adalah Titipan dari Allah SWT
    Keluarga yang sudah dianugerahi anak, artinya sudah siap dengan segala risiko dan tanggung jawabnya. Dengan Allah mengamanahkan anak kepada sebuah keluarga, artinya Allah sudah mempercayakn  keluarga tersebut untuk  merawat, mendidik dengan penuh tanggung jawab serta segala risiko yang akan ditanggung  dikemudian hari setelah mempunyai anak.  Dalam ajaran Islam, ada anjuran jagalah diri kamu semua dan keluargamu dari api neraka. Artinya ada keluarga yang dikaruaniai anak baik-baik saja, ada keluarga yang dikaruniai anak yang mungkin sedikit berbeda, atau ada keluarga yang diberi anak dengan kebutuhan khusus. Ada juga yang dikaruniai anak dalam jangka waktu yang lumayan lama sejak pernikahannya, sehingga perlu ihtiyar pengobatan atau terapi. Tetapi percayalah bahwa segala sesuatunya Allahlah yang menentukan. Selalu berhusnudzon kepada Allah.
3. Â Â Jangan Berputus Asa
    Ketika situsasi dan kondisi rumah tangga Anda, sejak hari pernikahan sudah berlangsung bertahun-tahun  tetapi Anda belum dikaruaniai anak, maka tugas Anda berihtiyar, sabar dan tawakkal kepada Allah. Jangan sampai putus asa, apalagi sampai memutuskan untuk tidak memiliki anak (child free). Selalu husnudzon kepada Allah SWT. Oleh karena sesuai sunatullah dalam keluarga seyogyanya memiliki anak. Jika Allah berkendak Anda memiliki anak pastilah akan datang pada waktu yang sudah ditentukan.Â
4. Â Â Risiko dan Tanggung Jawab Sebagai Orang Tua