Masih usut punya usut, menurut informasi salah satu yang menyebabkan mereka pindah warung atau pindah took, adalah alasan klasik soal selisih harga ynag lebih mahalan sedikit antara harga di warung Mbok Pur dengan warung atau toko selain tempatnya Mbok Pur.Â
Walaupun saya dan tetangga saya adalah orang -- orang desa, tetapi kami masih suka perhitungan dengan Mbok Pur. Padahal kalau digali lebih jauh dari perspektif  rakyat jelata, yang selalu mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Hal inilah , yang sangat menggelitik alam pikiran sadar saya. Apakah ketika kita membutuhkan pertolongan, semisal ada keluarga yang hajatan, syukuran atau terkena musibah, apakah kita akan minta pertolongan kepada orang -- orang yang nota bene bukan tetangga kita. Apakah ketika ada salah satu anggota keluarga kita yang meninggal dunia, akan kita kebumikan dengan bantuan orang -- orang selain tetangga kita.
Tapi yang  membuat saya ga habis adalah walaupun warung sayur Mbok Pur, begitu -- begitu tanpa progres kemajuan usaha yang signifikan, tetapi karena disitu ada keberkahan Mbok Pur bisa menyekolahkan ketiga anaknya, walaupun hanya sampai ke jenjang SMA saja. Tetapi menurut saya, itulah keberkahan hidup di kampung karena di kampung masih ada spirit gotong royong.
(Amatan Suatu Usaha Warung Kecil Di Kampung Gedangan, 5/8/2021 Â - JUNAEDI, S.E).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H