Mempelajari peribahasa Nusantara, sama halnya telah menghayati dan berusaha menemukan sari pati kebhinekaan dan keunggulan kebudayaan bangsa ini sehingga nantinya benar-benar dapat diwujudkan (diterapkan) dalam hidup dan perilaku keseharian kita ke depannya.[]
Kelebihan Buku
Buku ini layak  dimiliki, terutama bagi : Kepala Desa, Pendamping Desa, Pegiat Desa, Kementrian, Perpustakaan Daerah hingga Universitas, Akademisi, hingga masyarakat yang tertarik dengan isu tentang desa, karena  memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana kebudayaan di desa, era dan pasca Covid-19 untuk menjawab semua pertanyaan liar yang kita imajikan yang terkait konstruksi mindset budaya serta kekayaan nusantara  dalam sumbang-gagasan para nara sumber dari berbagai  perspektif budaya. Â
Buku ini mencoba memberikan solusi alternatif bagaimana cara merekonstruksi ulang alam pikiran  nusantara bagi warga desa di era dan  pasca pandemik Covid-19 menuju arah tatanan baru Indonesia.
Kekurangan buku
Ada penggunaan beberapa kosa kata atau diksi yang terlalu tinggi sehingga mungkin  tidak atau kurang dapat dimengerti oleh masyarakat pada umumnya, lebih khusus lagi apabila segmentasi pembacanya adalah warga desa atau warga kampung.
Sistematika Buku tidak seperti sistematika buku pada umumnya yang terdiri : pembukaan, isi dan penutup, juga tidak ada bab per bab termasuk ukuran buku kekecilan.
Identitas Buku
 Judul Buku        : KEBUDAYAAN : Megonstruksi Ulang Alam Pikiran Nusantara sebagai Basis Peradaban
Dewan Redaksi    : Wahyudi Anggoro hadi, Ryan Sugiarto, Ahmad Musyaddad, Any Sundari, AB Widyanta, dan Sholahuddin Nurazmy
Penerbit           : Yayasan Sanggar Inovasi Desa