Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketahanan Budaya dalam Cipta Karya Batik Cap Kertas

5 Juli 2021   23:30 Diperbarui: 5 Juli 2021   23:33 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu wujud nyata untuk melestarikan dan mengembangkan budaya adalah dengan kreativitas dan inovasi berupa karya, cipta batik cap kertas. Apalagi setelah UNESO pada tahun 2009 mengakui batik sebagai budaya tak benda warisan manusia. Adalah Yayasan Sanggar Inovasi Desa Panggungharjo melakukan terobosan sebuah kreativitas dan inovasi dalam seni membatik dengan memanfaatkan limbah kertas kemasan (duplek) sebagai bahan baku dalam membuat canting cap batik bekerja sama dengan Sanggar Dongaji milik Nurohmad, S.Sn. Canting cap kertas ini sudah melalui pengujian, dan terbukti menghasilkan batik cap sesuai dengan standar SNI 08-3531-1989.

Selain memanfaatkan limbah kertas, canting cap kertas juga menggunakan limbah kayu sebagai penampang kertas. Pemanfaatan limbah kertas dan kayu dalam pembuatan canting cap kertas merupakan wujud dalam menjaga kelestarian lingkungan, bukan hanya dari sisi pengelolaan dan pemanfaatan sampah tetapi turut serta mengerem laju penebangan pohon sebagai bahan mindustri kertas. Tahun 2016, canting cap kertas ini mendapat penghargaan sebagai Teknologi Tepat Guna  dari Kabupaten Bantul.

Dalam pembuatan canting cap kertas, bahan dan alat yang digunakan sederhana serta mudah untuk mendapatkannya. Teknik pembuatannya pun cukup mudah, tidak seperti cap batik tembaga yang memerlukan keahlian dan alat khusus. Hal ini telah dibuktikan Sanggar Dongaji yang telah melakukan pelatihan pembuatan batik cap kertas dari tahun 2012 sampai sekarang. Peserta yang pernah dilatih pun dari berbagai daerah, dari pulau Sumatera hingga pulau Papua, bahkan terdapat peserta dari Sri Langka dan Amerika.

Sejarah  perkembangan batik sangat dipengaruhi oleh tujuh faktor yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kretivitas dan inovasi, yang terdiri dari : 1) teknik batik.  2) media batik. 3) motif batik. 4) warna batik. 5) aplikasi/pemakaian batik. 6) makna filosofi. 7) tujuan dalam membatik.

Kreasi adalah merupakan sebuah sinonim dari karya atau menciptakan. Kreativitas dan inovasi karya batik erat kaitannya dengan pengaruh internal dan eksternal batik itu sendiri, seperti budaya, kekuatan sejarah, adat istiadat, kebiasaan, teknologi dan pengaruh budaya luar. Sejarah kreativitas dan inovasi karya batik berkembang sangat dinamis bahkan mungkin ada sebelum bernama batik. Sejak kapan batik ada dan bagaimana penggunaan batik pertama kalinya  masih menjadi perdebatan yang panjang.

Secara alat dan teknik kita bisa jumpai alat yang bernama canting tulis dan cap yang kemudian itu melekat menjadi jenis batik secara teknik yaitu batik tulis dan batik cap. Alatnya sendiri bisa kita jumpai dari varian bahannya misalnya menggunakan tembaga atau kuningan dan atau bahan logam yang lain, kita bisa jumpai di jogja dan solo umum hanya ada canting dengan tiga ukuran yang melekat ke namanya ( klowong, cecek, sawut ) di Pekalongan udah ada canting tulis dengan beragam ukuran layak alat tulis dari 0.0 sampai nomor 10, ada juga canting dengan cucuk ( lobang ) dua dan tiga, lalu di Kembang Songo Yogyakarta kita biasa jumpai canting yang ujungnya dibelah empat bagian untuk menghasilkan cecek ( titik ) kotak yang kemudian jenis batik ini di namakan batik nitik.

Begitu pula hadirnya batik cap yang semula tujuannya adalah industrial lalu muncullah varian alat canting cap batik dari berbagai bahan dari mulai kayu , kertas, seng dan tembaga. Sebuah terobosan kreativitas dan inovasi dalam dunia seni batik, fokus  pada lingkungan hidup memanfaatkan limbah kertas kemasan (duplek) maupun limbah kayu, sebagai bahan baku pembuatan canting cap kertas beserta penampang kertasnya. Pada tahun - tahun belakangan ini sekitar tahun 2009 muncul canting listrik dan canting dengan perintah komputer (teknologi 4.0), menariknya semua kreasi itu tidak saling membunuh tetapi punya pangsa pasar masing - masing.

JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun