Mohon tunggu...
Junaedi
Junaedi Mohon Tunggu... Lainnya - Pencangkul dan Penikmat Kopi

Lahir dan tumbuh di Wonosalam, kawasan pertanian-perkebunan dataran tinggi di Jombang bagian selatan. Seorang pencangkul dan penikmat kopi. Dapat ditemui di www.pencangkul.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ketika Sang Garuda Dihina Si Emprit

21 Desember 2014   06:15 Diperbarui: 3 Agustus 2023   19:32 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ALKISAH, dalam rombongan burung-burung yang terbang, ada 2 burung yang berseteru. Mereka adalah burung Garuda yang gagah dan burung Emprit yang dekil dan jelek, suka mencuri padinya petani lagi. Gegaranya, Garuda yang gagah terbangnya dianggap lebih cepat oleh Emprit dekil yang tak tahu diri ini sehingga emprit jadi ketinggalan rombongan. 

Sebenarnya sang Garuda tidak terbang lebih cepat, terbangnya standar saja. Empritlah yang bermasalah. Mungkin karena Emprit energinya sudah habis setelah semalaman digunakan begadang dan bercinta (entah dengan siapa), jadinya ketika hendak terbang dengan rombongan burung-burung lain, jadi letoy dan sotoy. Nah, karena ke-letoy-annya inilah Emprit berkicau, marah-marah sama Garuda. Garuda yang gagah dan tak bersalah dimaki-maki habis-habisan sama si Emprit yang tak tahu diri ini. Garuda dikatakan kampret. Sungguh ini penghinaan luar biasa bagi Garuda yang gagah ini. 

Dalam hal ini, Emprit setidaknya melakukan beberapa kesalahan: Pertama, dia yang salah sehingga ketinggalan terbang tetapi dengan seenaknya dia menyalahkan pihak lain. 

Kedua, Emprit membawa-bawa pihak lain dalam perseteruannya dengan Garuda. Perlu diketahui, Kampret adalah anaknya kalong yang sukanya keluar malam dan nyolong buah-buahan. 

Ketiga, seolah-olah menyamakan Garuda yang gagah dengan Kampret si anak Kalong yang suka nyolong buah-buahan ranum itu. 

Itu setidaknya tiga kesalahan si Emprit terhadap Garuda. Namun bijaknya, sang Garuda menskipun sudah dilecehkan dan dihina-dina oleh Si Emprit, justru Garuda yang minta maaf pada Si Emprit. Entah apa ini memang sikap bijaknya Garuda, sindiran garuda pada emprit, atau justru sikap takutnya Garuda pada si Emprit. Wallahualam. Mudah-mudahan permintaan maaf Garuda ini karena inigin menyindir pada Emprit yang tak tahu diri ini, bukan karena ketakutannya terhadap si Emprit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun