Hal ini tentunya dapat mengurangi kebanggaan dan dukungan terhadap produk dalam negeri dan mengurangi semangat masyarakat untuk berkontribusi pada pengembangan industri dalam negeri.
Namun begitu impor pakaian bekas juga mempunyai dampak positif, mulai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial. Dampak ekonominya adalah dapat membantu memperluas pasar untuk produk impor dan memberikan peluang bisnis bagi pedagang lokal. Ini dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Kemudian dampak sosialnya adalah dapat memberikan akses ke pakaian murah bagi masyarakat berpendapatan rendah. Ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memungkinkan mereka mengalokasikan dana mereka untuk kebutuhan lain seperti makanan dan perumahan.
Terakhir dampak lingkungan yaitu membantu mengurangi jumlah limbah tekstil yang dihasilkan oleh masyarakat secara global. Pakaian bekas yang masih layak pakai dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehingga mengurangi jumlah pakaian yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Nilai Ekonomi
Tak ada data pasti berapa nilai ekonomi impor pakaian bekas, karena selama ini impor pakaian bekas biasanya melalui "jalur tikus" sehingga sulit dideteksi. Namun di pasar pasar global, nilai ekonomi pakaian bekas impor cukup besar.Â
Menurut data dari GlobalData, pasar pakaian bekas global diperkirakan akan mencapai sekitar US$64 miliar pada tahun 2024, dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi.Â
Di Indonesia, menurut Kementerian Koperasi dan UKM bahwa pakaian bekas impor itu telah menguasai 31% pasar UMKM. Sementara negara-negara yang menjadi eksportir pakaian bekas utama antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Korea, dan Jepang.
Di sisi konsumen, pakaian bekas impor juga memiliki nilai ekonomi yang penting. Pakaian bekas impor dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dengan pendapatan rendah untuk memenuhi kebutuhan berpakaian dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, pakaian bekas impor juga dapat menjadi pilihan bagi konsumen yang ingin mengurangi pengeluaran atau mengejar gaya hidup berkelanjutan.
Meskipun pakaian bekas impor memiliki nilai ekonomi yang penting, tetap ada beberapa risiko lain yang perlu diperhatikan dalam perdagangan barang bekas, seperti kualitas dan kebersihan pakaian, serta dampak lingkungan dan sosial dari praktik perdagangan tersebut.Â
Kalaupun tidak ada larangan, dampak tersebut harus tetap menjadi perhatian, perdagangannya harus dikelola dengan baik dan regulasi yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan perdagangan pakaian bekas impor dilakukan secara aman, adil, dan berkelanjutan.