Selamat ulang tahun yang seabad,Pramoedya. Tokoh yang paling saya kagumi dalam dunia sastra dan kepenulisan. Tulisannya tajam. Karakternya rounded. Terutama tokoh Nyi Ontosoroh dan Mingke yang begitu kuat. Di Kantin Perpustakaan Bung Karno saya menyalakan sebatang rokok. Dan memesan segelas wedang uwuh panas. Oh ya, dulunya saya anti rokok. Islam radikal yang meyakini adanya kebenaran Tunggal. Hingga dalam perjalanan dan pembacaan teks teks saya menjadi pribadi yang pluralis dan tidak mengakui kebenaran Tunggal. Karena saya meyakini bahwa kebenaran adalah milik semua orang. Saya tidak meyakini bahwa apa yang saya pikirkan dan menjadi falsafah hidup saya adalah sebuah kebenaran Tunggal. Namun saya pencinta keadilan dan kemanusiaan yang adil dan beradabÂ
Pram, sebagai sosok yang saya kagumi memiliki paham humanis sosialis dan bahkan kata orang beliau adalah seorang komunis. Pemateri di Seminar satu abad Pram menyatakan orde baru banyak menghambat langkah Pram. Bahkan rezim tersebut sangat membatasi peredaran buku Pram.
Orde baru melarang,Marxisme,leninisme dan komunisme. Yang ditengarai sebagai musuh Pancasila. Namun sebenarnya ada satu lagi musuh yang dijelaskan oleh pemateri Bapak Budi Kastowo sebagai bentuk radikalisme.Â
Radikalisme adalah mengakui bahwa kebenaran hanyalah milik segelintir orang,kelompok,agama dan segelintir orang. Yang lain merupakan suatu kesesesatan. Radikalisme ini melahirkan fanatisme yang membuat Indonesia terguncang. Melahirkan teror dan mengancam keharmonisan antar umat beragama.
Pram dalam buku-bukunya mengetengahkan keadilan sosial. Dimana manusia diangkat derajatnya menjadi sepenuhnya manusia.Dalam Bumi Manusia Mingke seorang pribumi yang berusaha mendapatkan dan menyetarakan status sosial setara dengan Belanda. Begitu juga Nyi Ontosoroh seorang pribumi yang berusaha mendapatkan keadilan.Â
Pada akhirnya bukan kekalahan atau kemenangan yang diagungkan. Filsafat strukturalis Levi Strauss yang mengetengahkan hitam putih dan benar salah sudah runtuh. Pada akhirnya masa mengakui bahwa Newton tidak selamanya benar. Bahwa Einstain menyatakan adanya relativitas dalam gravitasi bumi.
Pun,Pram menawarkan pembacaan pembacaan yang menyeluruh terhadap manusia. Tulisan tulisan beliau berdasarkan hari nurani. Bukan ego atau emosi. Pram dengan karya karya nya yang luar biasa menyentuh jiwa jiwa kemanusiaan. Dan Abadi di setiap masa
Soal perempuan hal ini saya tanyakan pada Bapak Soesilo Toer yang juga merayakan satu abad Pram di Pasar Wage Kota Blitar. Bahwa perempuan itu perlu ,nangis getih dalam upaya mendongkrak konstruksi sosial. Seperti Kartini dalam Panggil aku Kartini Saja berusaha mendongkrak perempuan yang dipungut dan harus dinikahkan dengan laki laki ningrat.
Bahwa perempuan dipandang sebagai konco wingking yang hanya dipakai saat dapur,pupur,kasur. Yang hanya dipandang sebagai orang nomor dua setelah laki laki.
Yang kita lawan bukanlah laki laki itu sendiri melainkan Patriarkal. Sistem patatriarkal yang sangat membelenggu perempuan dan membuat perempuan tertindas ada dalam tokoh tokoh yang di ceritakan oleh Pram
Pramudya Ananta Toer satu abad,Seratus tahun namun ceritanya tak pernah lekang oleh zaman. Usia. Pram tak pernah kehilangan pengikut dan penggemar meski diberangus oleh rezim. Karena yang ditulisnya adalah naluri keabadian. Kemanusiaan dan Humanisme yang adil dan beradab.