Mohon tunggu...
Juminten Larasati
Juminten Larasati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Islam Balitar

Miza Rahmatika Aini,M.A staff pengajar Universitas Islam Balitar. Menekuni dunia tulis menulis.menulis antologi bersama. Menjadi anggota komunitas Satu Pena.Aktif dalam dunia sastra dan seni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seniman dan Politik

13 Maret 2024   13:24 Diperbarui: 13 Maret 2024   13:38 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seniman merupakan sosok yang kerapkali menjadi suatu poros yang artinya seseorang yang menggeluti bidang karya tertentu. Seniman dalam wujud keseharian diartikan sebagai seseorang yang menghasilkan karya,memiliki konsentrasi di dunia seni.Baik itu musik,tari,sastra,perupa,atau pun lukisan.

Apaoah seniman itu suatu profesi atau pekerjaan seperti guru,dokter,dosen,atau perawat yang mana semua itu ada standart penggajiannya. Bagaimana standart upah disesuaikan dengan penghargaan profesi tersebut. 

Apakah seniman memiliki standart upah?Apakah seniman digaji? Apakah seniman bekerja pada perusahaab tertentu? Sangat tergantung jika perupa seni kriya dibandrol harga tertentu mungkin saja bisa memiliki sistem upah.

Baca juga: Sastra dan Ramadhan

Jika seniman jalanan seperti pengamen atau penyair yang hanya sekedar menyalurkan hobby tentunya tidak memiliki standart  upah tertentu.

Yang paling lekat dengan seniman tentunga bukan berapa besar dari hasil karya seni mereka.Adalah ideologi yang menjadi dasar pemikiran dasar teori mereka berkarya. Ideologi ini tidak serta merta bisa digadaikan seperti menggadaikan emas atau barang

Seperti WS Rendra dengan puisi-puisi panggungnya.Rendra saat itu mengkritisi pemerintah,mengkritisi penguasa. Mengkritisi pihak-pihak yang melakukan tirani.

Beberapa minggu lalu saya mengunjungi galeri Raos yang mana para perupa membuat "kursi" sebagai makna sebuah kekuasaab.

Maka pemilu tahun 2024 ini ramai sekali dengan pendapat para politisi. Apakah itu sekedar pengamat politik maupun  politisi tulen.

Seniman rupanya mulai ikut ambil baguan dalam kancah pertarungan politik. Lalu jika seniman ikut ambil bagian dimana peran ideologi sebagai ide awal sebuah karya seni. Bagaimana seniman bisa memberikan kritik,jika terlalu condong atau memihak politisi tertentu.

Netralitas seniman tentunya diperlukan sebagai penasehat,pengkritik,counter attack berbagai pendapat yang masuk.Sebagai pihak yang memberikan masukan kepada penguasa atau tokoh politik.

Seniman hendaknya sebagai tameng bangsa,sebagai pemikir.Memikirkan nasib bangsa dengan karya karya terbaik.mengkritisi dengan karya terbaik.Bukan menjadi antek partai politik tertentu.

Baca juga: Bulan Separuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun