Mohon tunggu...
JUMIATI AFIFAH
JUMIATI AFIFAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang mengambil gambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kesehatan Mental

5 Januari 2025   10:55 Diperbarui: 5 Januari 2025   10:54 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kesehatan Mental

 

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting didalam kehidupan manusia. Dengan memiliki kesehatan, manusia bisa melaksanakan seluruh aktifitas dalam kehidupan ke-sehariannya dengan normal. Adapun menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan Nomor 9 tahun 1960, dalam pasal 2 dikatakan bahwa yang dimaksud kesehatan adalah yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Oleh karena itu dalam menjaga kesehatan manusia bukan semata-mata dari luar saja, akan tetapi juga dari dalam jiwa manusia.

Manusia sebagai individu, terkadang dilingkupi oleh masalah yang berkaitan dengan perasaan terkekang, sedih atau takut, yang menyebabkan permasalahan yang lebih serius sehingga menyebabkan ketidaksehatan mental diri individu tersebut dan berdampak pada ketidaksehatan fisik seseorang. Menurut hasil penelitian Elnadi, lebih dari 10% penyakit di Indonesia, disebabkan oleh gangguan jiwa (Yusuf:2004:5). Selain itu, Kalber juga menyatakan bahwa pada tahun 2020 yang merupakan era semakin berkembangnya modernisasi, depresi yang merupakan salah satu tanda dari ketidaksehatan mental akan menempati urutan ke-2 penyebab disabilitas.(Ghozali Rusyid Affand: 2011: 383)

Dari data diatas, maka jelaslah diperlukan penanganan secara kritis terhadap penanganan masalah individu terkait kesehatan mental. Ketidak sehatan mental individu ini bisa tercermin dari ketidak mampuan seseorang berinteraksi dengan sekitar, dalam konteks sosial bahkan ketidak siapan individu menerima terhadap penerimaan diri. Oleh karena itu salah satu teknik yang dibutuhkan untuk menggali informasi dengan individu yang berkenaan dengan ketidak sehatan mental ini bisa dilakukan dengan komunikasi efektif. Komunikasi merupakan sebuah media untuk mendekatkan diri antar konselor dan konseli dalam rangka proses bimbingan dan konseling. Dengan terjalinnya komunikasi efektif, konselor bisa mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam rangka proses bimbingan konseling. Salah satunya dengan komunikasi yang mendalam(deep interview) terhadap seorang konseli dengan masalah-masalah tertentu. Komunikasi dengan cara tatap muka ini merupakan salah satu jenis komunikasi interpersonal.

  • Pengertian Kounikasi Interpersonal
  • Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, communication berasal dari kata Latin communocatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
  • Theodorson (1969) mengungkapkan komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada orang lain, terutama dengan menggunakan simbol. (Liliweri: 1991) Lebih lanjut lagi menurut Arni Muhammad, Komunikasi dedefinisikan sebagai "Pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku".( Muhammad Arni: 2005: 5) Jadi dari uraian diatas komunikasi merupakan proses pertukaran informasi secara verbal maupun non verbal kepada individu atau organisasi dan menimbulkan efek.
  • R. Wayne Pace (1979) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung. (Hafied Cangara: 1998:32).

Komunikasi interpersonal merupakan bagian dari komunikasi efektif yang dilakukan oleh manusia, sehingga komunikasi ini tidak bersifat statis. Adapun ciri dari komunikasi interpersonal antara lain:

  • Komunikasi interpersonal adalah komunikasi verbal dan non verbal.
  • Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu, Adapun perilaku yang dimaksud antara lain:
  • perilaku spontan (spontaneous behaviour) adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif.
  • perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku yang di pelajari dari kebiasaan sehari-hari. Perilaku ini khas. Dilakukan pada situasi tertentu dan di mengerti orang. Perilaku ini sering dilakukan tanpa terlalu mempertimbangkan artinya dan terjadi secara spontan karena sudah mendarah daging dalam diri.
  • perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan keadaan yang ada. Perilaku ini dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada.
  • Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan.
  • Komunikasi interpersonal mengandungkan umpan balik, interaksi, dan koherensi.
  • Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu.
  • Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif.
  • Komunikasi interpersonal saling mengubah.

Pada dasarnya komunikasi interpersonal bersifat aktif, bukan pasif, dalam arti komunikasi dilakukan oleh komunikator atau komunikan dalm hal ini si penerima pesan saja, akan tetapi bersifat dua arah sehigga terdapat umpan balik(feed back) dan efek dari proses komunikasi yang telah dilaksanakan.

Komunikasi interpersonal dirasa sangat penting karena melibatkan individu sebagai pribadi, dengan komunikannya. Adapun fungsi dari komunikasi interpersonal ini diantaranya

  • Mengenal diri sendiri dan orang lain.
  • Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita secara baik.
  • Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.
  • Mengubah sikap dan perilaku.
  • Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi.
  • Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

Adapun faktor yang mempengaruhi komunikasi imterpersonal ini diantaranya: 1.Self concept, sebuah konsep diri, faktor yang paling penting yang memengaruhi komunikasi dengan orang lain. 2. Ability, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, keterampilan yang mendapat sedikit perhatian 3. Skill experience, banyak orang merasa sulit untuk melakukan kemampuan untuk mengekspresikan pikiran dan ide-ide. 4. Emotion, yang dimaksud emosi disini adalah individu dapat mengatasi emosinya, dengan cara konstruktif (berusaha memperbaiki kemarahan) 5. Self disclousure, keinginan untuk berkomunikasi kepada orang lain secara bebas dan terus terang. Dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal (Millard J. Bienvenu : 1987).

  • Komunikasi interpersonal dan kesehatan mental 
  • Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya "Psikologi Agama" bahwa: "Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam kondisi tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan) ". (Jalaluddin Rakhmat, 2008: 36). Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor (penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanantekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa karakteristik orang yang memiliki kesehatan mental adalah memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen, karentanan (susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetik, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
  • komunikasi interpersonal dalam menumbuhkan kesehatan mental bisa dilakukan dengan konseling behavioristik. Pendekatan behavioral merupakan pandangan ilmiah tentang tingkahlaku manusia. Pandangan ini melihat individu sebagai produk dari kondisioning sosial, dan sedikit sekali melihat potensi individu sebagai prosedur lingkungan. Pada awal pendekatan ini hanya mempercayai hal yang dapat diamati dan diukur sebagaisesuatu yang sah dalam pengukuran kepribadian (radical behaviorism), dan dikembangkan lebih lanjut yang mulai menerima fenomena yang abstrak seperti id, ego, super ego dan ilusi. Pendekatan ini memandang perilaku yang malah justru sebagai hasil belajar dari lingkungan.
  • Komunikasi dalam proses konseling sangat diperlukan terutama pada saat pelaksanaan deep interview (wawancara mendalam) pada konseli dalam rangka menumbuhkan kesehatan mental. Lebih lanjut lagi proses sugesti yang dilakukan dalam rangka penguatan kesehatan mental bagi konseli sehingga konseli bisa memecahkan masalahnya secara mandiri Komunikasi interpersonal yang dilakukan pada proses konseling behavioristik, dilaksanakan oleh konselor dan konseli dengan membuat need assessment sehingga konselor bisa menganalisis apa yang dialami individu, bagaimana bentuk konseling behavioristik yang tepat dan bagaimana tujuan tersebut dapat dilakukan secara optimal.

https://bk.fip.unesa.ac.id/          

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun