Berdasarkan Laporan Kurniasari 2018: Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24 tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5% dari total penduduk Indonesia. Hasil Proyeksi Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan mengalami peningkatan hingga tahun 2030.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Setyawati 2016, menjelaskan bahwa kesalahan remaja dalam hal seksualitas disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja tentang perilaku seksual. Perilaku remaja ini diwujudkan dari berpacaran, pegangan tangan, berpelukan, mencium bibir, memegang alat kelamin hingga melakukan seks bebas yang menyebabkan kematian bayi meningkat yang dilakukan anak remaja.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat system, fungsi dan proses reproduksi pada remaja yang termasuk kesehatan baik mental, sosial dan kultural.
Perilaku kesehatan reproduksi remaja banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, guru atau lingkungan sekolah, teman sebaya, serta sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi.
Mari kita bersama-sama menjaga kesehatan reproduksi dengan cara mengkonsumsi makanan sehat, memeriksa kesehatan secara teratur dan olahraga agar terhindari dari penyakit.
By Jumiani Nur Naningsih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H